Lini masa hari ini (21/6) ramai dengan ucapan Ulang Tahun ke-59 dan doa-doa untuk Presiden Jokowi. Pada media sosial twitter tagar #HBD59Jokowi pun jadi trending topic hari ini.
Tapi mungkin tidak banyak yang menyadari kalau hari ini, tepat 50 tahun yang lalu, proklamator sekaligus presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno atau lebih akrab dengan panggilan Bung Karno juga mengembuskan napas terakhirnya. Bung Karno meninggal karena komplikasi penyakit, salah satunya penyakit ginjal.
Pada masa-masa terakhir hidupnya, beliau juga "menderita" secara batin karena diperlakukan sebagai tahanan rumah dengan penjagaan super ketat di Wisma Yaso (sekarang Museum Satria Mandala), Jakarta.
Misteri kehidupan dan kematian adalah milik Tuhan. Mungkin kita juga pernah mengalami peristiwa seperti ini. Saat sedang berbahagia bersama salah satu kerabat merayakan ulang tahunnya, tiba-tiba ada berita duka dari kerabat yang lain.
Saya mencoba membayangkan peristiwa bersejarah yang terjadi 50 tahun yang lalu ini. Saat Joko Widodo genap berusia sembilan pada tahun 1970 lalu (entah ada selebrasinya atau tidak) pada saat itu presiden pertama Republik Indonesia sedang berjibaku melawan maut dan pada akhirnya harus mengembuskan napas terakhir sesuai jalan takdirnya.
Mungkin saat itu Joko Widodo kecil belum mengenal sosok fenomenal Bung Karno. Juga mungkin belum punya pikiran sama sekali kalau kelak akan menapaki "jalan perjuangan" yang sama dengan Bung Karno yaitu memimpin bangsa dan negara Republik Indonesia.
Hari ini, Presiden Jokowi harus merayakan ulang tahun di tengah masalah pelik yang sedang dihadapi bangsa. Pandemi yang terus memakan korban, belum masalah ekonomi dan politik, diintai celah kesalahannya oleh para pemburu rente dan banyak masalah lainnya.
Perjuangan Jokowi hari ini memang bukan perjuangan melawan maut seperti yang terjadi pada Bung Karno, 50 tahun yang lalu. Tetapi dari perspektif spiritual, keduanya ditimpa pergulatan batin yang hampir sama karena memperjuangkan bangsa dan negara dalam konteks yang berbeda.
Bung Karno rela melakoni jalan hidup terakhir yang menyedihkan sedangkan Jokowi berjuang melahirkan keputusan-keputusan taktis dan strategis di tengah keadaan genting saat ini, keduanya bertujuan menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa dan negara.
Jadi merayakan hari ini bisa jadi bahan refleksi kita bersama.