Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Memikat Pembaca Bertipe Visual dan Auditory

16 Februari 2020   14:48 Diperbarui: 16 Februari 2020   17:05 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Baca | Photo by Lilly Rum on Unsplash | unsplash.com/@rumandraisin

Salah satu tantangan dari penulis (khususnya bergenre fiksi) adalah menghadirkan situasi yang diharapkan di dalam ruang imajinasi para pembacanya. Ini bukan tugas yang mudah karena setiap orang memiliki peta pikiran dan pengalaman yang berbeda-beda yang kemudian membentuk cara berpikir yang berbeda-beda pula.

Cara untuk meminimalkan mispersepsi dari pembaca adalah merangkai kata-kata yang presisi, mudah dipahami dan tentu saja menarik. Sebelum melanjutkan pembahasan lebih jauh, silakan menyimak dua paragraf ilustrasi di bawah ini.

1
Siang itu, lampu lalu lintas di perempatan jalan Seruni dan Pierre Tendean tiba-tiba tidak berfungsi. Di sudut-sudut perempatan lampu hijau, merah dan kuning yang mestinya menyala bergantian mengatur hilir mudik pengendara, saat ini hitam pucat. Akibatnya bisa dibayangkan, arus lalu lintas yang semula beraturan mulai jadi kacau balau. 

Sejumlah pemotor dari arah utara menerobos iring-iringan kendaraan. Mobil pick up berwarna putih dalam iring-iringan terpaksa mengerem mendadak. Beberapa mobil di belakangnya juga ikut mengerem.

Dari arah berlawanan mobil dan motor pun memaksa ke depan, tidak peduli di tengah perempatan kendaraan sudah bertumpuk. Sejumlah kendaraan yang tadinya mengikuti jejak pemotor juga terjebak di tengah. Suara klakson mulai terdengar bersahut-sahutan. Kini perempatan jadi stuck, tidak ada yang bisa maju atau mundur. Semua kendaraan terjebak kemacetan.

2
Siang itu, lampu lalu lintas di perempatan jalan Seruni dan Pierre Tendean tiba-tiba tidak berfungsi. Arus kendaraan di perempatan yang semula lancar menjadi mulai tidak terkendali. Sejumlah motor dari arah utara menerobos iring-iringan kendaraan di depannya menggemakan deru mesin yang ditimpali suara klakson bertubi-tubi. 

Ban mobil pick up berwarna putih yang beradu dengan aspal jalanan karena direm mendadak pun meninggalkan suara berdecit-decit tajam.

Suara klakson kendaraan lain di belakang mobil pick up putih ikut berbunyi nyaring. Dari arah berlawanan mobil dan motor pun memaksa maju ke depan, tidak peduli di tengah perempatan kendaraan sudah bertumpuk. Perempatan itu kini benar-benar stuck. Semua orang berlomba membunyikan klakson. Umpatan dan gerutuan para pengendara memenuhi udara.

Tipe Audiens 
Dalam public speaking, seorang presenter harus mengenali tipe-tipe audiens sebelum menyusun materinya. Audiens yang bertipe visual, lebih mudah memahami materi lewat media presentasi yang kaya unsur visual seperti chart, gambar, simbol, permainan warna dan sebagainya.

Audiens yang bertipe auditory, lebih mudah memahami materi jika disajikan dengan dominasi unsur audio seperti musik, audio learning, ceramah dan sebagainya. 

Ada satu tipe audiens lagi, yaitu kinestetik. Audiens dengan tipe ini lebih mudah memahami materi lewat metode yang banyak melibatkan aktivitas fisik seperti role play, simulasi dan sebagainya. Tapi kita tidak akan banyak membahas yang terakhir ini, karena kurang relevan dengan topik kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun