Udara terpanggang, tanah mendidih, lalu hutan di pesisir dan tengah benua jadi laut api, menelan jutaan margasatwa menjadi serpih.
Kita kehilangan. Kehilangan sebagian rumah, kehilangan sebagian kawan sesama penghuni bumi, kehilangan sebagian harapan, kehilangan tawa, kehilangan kata-kata.
Kita mengutuk matahari, tapi di sisi lain kita mengutuk hujan, bahkan kita ingin mengutuk Tuhan, mengutuk apa pun yang menyeruak di antara kaki kita. Sampai tersadar sesungguhnya kita sedang mengutuk diri sendiri yang meninggalkan dosa kelam di antara jejak-jejak karbon kita.
Tidak banyak yang sadar dan lebih sedikit lagi yang peduli. Semakin panjang jejak karbon yang kita tinggalkan, semakin tinggi temperatur rumah kita.
Lalu udara terpanggang, tanah mendidih, lalu hutan di pesisir dan tengah benua jadi laut api.
---
kota daeng, 10 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H