Aku adalah tubuh yang luruh
karena bara asmara memerangkap jiwa.
Aku adalah logika yang tidak berdaya
cinta telah membuatnya mati rasa
sejam yang lalu.
Kamu adalah api
membakar darah dalam nadi.
Pendingin udara
sudah tidak berdaya
cinta telah membuatnya mati rasa
sejak sejam yang lalu.
Kita adalah antidote dan racun
jiwa kita menyentak dan berayun
menggapai bintang-bintang dan bulan
entah
di langit yang mana kali ini.
Kita adalah tubuh yang luruh
dalam eros dan agape
dalam terang dan gelap.
Aku adalah tangan yang menggapai-gapai
mencari gagang pintu keluar
yang kutemukan hanyalah tangan lain yang juga menggapai-gapai
tanganku sendiri
juga tanganmu.
Kita adalah tubuh yang luruh
dalam labirin yang memilin-milin rasa
kita berdua sedang kehilangan arah
tapi logika tidak berdaya
cinta telah membuatnya mati rasa
sejak sejam yang lalu.
---Â
kota daeng 19 Oktober 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H