Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Yang Tersisa dari Asap

17 September 2019   16:38 Diperbarui: 17 September 2019   16:54 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indikator-indikator merah seperti lampu lalu lintas
kenakan masker atau kamu tak bisa menyintas
asap mengepung peradaban dari atas.

Terbukti bukan?
Manusia modern akan kalah
bukan oleh ibu bumi yang marah
karena kita menyumpahi kerahimannya
tapi oleh keliaran pikirannya
yang tak bisa disentuh keluwesan nuraninya.

Seperti asap hitam datang dan pergi
datang dan pergi
datang
dan pergi
dan kita coba menggantangnya
begitulah kesia-siaan yang dihadapi.

Masih adakah yang tersisa?

Ya
bocah-bocah terpapar infeksi
margasatwa yang kehilangan hidup
dan kehilangan rumah
polemik di linimasa
dan
nurani yang selalu tertinggal paling akhir.

---

kota daeng, 17 September 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun