Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Surat Cinta

2 Februari 2019   20:51 Diperbarui: 2 Februari 2019   21:04 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan goresan pena, aku menghadirkanmu pada kertas beraroma jasmin, di antara frase penuh sanjung yang enggan menuju jeda. Pada setiap liuk pena yang menorehkan kata-kata asmara, kamu tersenyum seperti pagi yang tersenyum pada matahari karena tahu matahari membalas cintanya dengan tulus sampai uap embun terakhir. Pada ujung-ujung syair yang membersitkan harapan, kamu menatap hangat, seperti kapten yang menatap dermaga di ujung samudra tempat kapal akan dilabuhkan.

Lalu setelah surat cinta dibungkus rapi, aku tiupkan doa agar amplop merah hati yang membawa setengah hatiku sampai tepat ke tengah hatimu. Biar semua rasa yang ditumpahkan dalam kata, sampai dengan utuh dan menjelma kembali ke dalam rasa. Biar kamu tahu, Kekasih, tak satu pun malam yang dilewati tanpa menyebut namamu dalam doa-doaku. Tak satu pun pagi yang dilewati tanpa mengharapkan cahaya pertama yang aku pandang adalah senyumanmu.

Dengan goresan penamu, hadirkanlah diriku pada kertas beraroma jasmin, di antara frase penuh sanjung yang enggan menuju jeda. Pada setiap liuk pena yang menorehkan kata-kata asmara, panjatkanlah pinta pada Semesta. Katakan kita sedang merangkai dunia baru dari keping-keping aksara kita.

--- 


kota daeng, 2 Februari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun