Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[RTC] Jejak Kehidupan

16 Januari 2019   22:40 Diperbarui: 16 Januari 2019   22:41 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari sakinahamid.com

"Haah! Kamu nikahnya kapan, tahu-tahu punya anak?" celetuk Risma, yang diikuti oleh gelak tawa Marni.

Bu Jen mendekat lalu mengulurkan tangannya ke arah si bocah. Tidak butuh waktu lama, bocah itu membalas dengan hangat dan membiarkan Bu Jen menggendongnya. Sekali lagi dia bertanya, "Anak siapa?"

Aco lalu menarik napas panjang sebelum mulai bercerita. Anak itu ditemukan tujuh hari lalu di antara puing-puing bangunan yang diporakporandakan gempa di kota Palu oleh sepupunya yang berhasil selamat dari bencana. Selama dalam perawatan selama lima hari, anak itu berusaha dihubungkan kembali dengan keluarganya dengan cara menyebar foto dan menyampakan informasi dari mulut ke mulut dibantu oleh para pekerja sosial. 

Upaya itu tidak membuahkan hasil. Kemudian sepupu Aco berinisiatif membawanya serta saat kembali ke Makassar, terutama setelah mengetahui Aco bekerja di salah satu panti asuhan. Sepupu Aco kesulitan menjaganya sendiri karena masih akan bolak-balik ke kota Palu.  

"Seperti itu ceritanya, Bu. Saya bersedia menjaga anak ini, hanya saya kan hampir seharian di panti, jadi ya, saya bawa saja ke sini. Nanti kalau sudah mau pulang ke rumah, anaknya saya bawa lagi ..."

Ibu Jen tidak langsung menjawab. Sambil mengelus-elus rambut anak itu, terlihat butiran-butiran bening mengalir dari matanya. Orang-orang di sekitarnya jadi heran, sampai dia berkata lagi,

"Anak ini mengingatkan saya pada Aries, anak bungsu saya yang ... ditelan lautan 12 tahun lalu."

Yang lain jadi mengerti dan mulai ikut terhanyut pada ekspresi bu Jen.

"Siapa nama kamu, Sayang?" tanya bu Jen pada anak itu.

"Jo," anak itu menjawab dengan suara mungilnya.

 "Dia miriiiip sekali. Matanya, alisnya, gesturnya. Ah, Aco, kamu keberatan ndak kalau saya menggantikan posisi mama anak ini?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun