Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Senyum dari Bintang-bintang

22 Desember 2018   17:36 Diperbarui: 22 Desember 2018   21:28 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari https://landpin.com

Tarian gerimis telah berhenti bersamaan dengan kerlip bintang yang muncul satu-satu di langit malam. Malam ini tidak ada purnama, tetapi Anggun betah memandang ke atas sana. Dengan mata beningnya, dia menarik garis imajiner menghubungkan bintang-bintang yang berdekatan menjadi berbagai bentuk favoritnya. Pesawat jet, rumah mungil, kapal layar ... dan yang tidak pernah dilewatkannya, lengkung senyum manis milik mama yang kini sudah berada di antara bintang-bintang.

Lalu bibirnya melengkungkan senyum yang sama.

Mama pasti sudah bahagia di sana, batinnya.

"Anggun? Ibu cariin dari tadi ternyata kamu di sini ..."

Anggun berpaling ke asal suara itu. Ibu pemilik panti asuhan yang biasa mereka panggil Ibu Sri sudah berdiri di depan pintu yang menghubungkan balkon dan ruangan lantai dua panti asuhan itu. Wajah yang sudah mulai keriput dan kacamata tebal tidak bisa sembunyikan pandangan penuh cinta yang terpancar dari matanya.

Ibu Sri lalu mendekat, berdiri di belakang Anggun dan membelai rambut gadis mungil itu perlahan-lahan. Keduanya memandang ke arah yang sama, ke arah bintang-bintang yang semakin merajai langit malam.

"Lagi rindu mama kamu, ya?"

Anggun mengangguk.

"Sudah berdoa buat mama?"

"Sudah dong, Bu. Tadi Anggun juga berdoa buat Ibu Sri, supaya tetap sehat biar bisa menjaga kami, anak-anak panti."

Ibu Sri terharu lalu menggenggam tangan Anggun. Mereka bergeming beberapa saat. Angin dingin yang berembus mengalihkan perhatian mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun