Aku ingin menambahkan satu lagi pada ratusan rayuan dan sajak cinta yang pernah kamu dengar. Tapi aku tidak ingin mengganggu bintang-bintang yang bergeming seperti kilau emas di matamu, pun tidak ingin mengusik sedikit saja lukisan surga di parasmu. Aku tidak berharap kamu terpesona atau sejenak memalingkan duniamu untuk aku.
Aku hanya ingin memuja, seperti penyair memuja rembang petang di tepi pantai tanpa berharap mereka membalas. Atau seperti pelukis yang memuja keindahan pada setiap gurat warna yang ditorehkan di atas kanvas tanpa berharap mereka balas memuja.
Seperti penyair yang puaskan jiwanya, aku pun bahagia tiap kali ungkapkan cinta lewat sajak yang diembuskan angin sepoi-sepoi atau senandung yang diteruskan awan-awan dan jatuh sebagai hujan di atas kamarmu. Jiwaku bahagia tiap kali memandang keindahan yang dihadirkan semesta dalam kehadiranmu dan mengabadikannya dalam setiap relung ruang memori.
Tak perlu berpaling, Dewi, aku tidak ingin mengganggu bintang-bintang yang bergeming seperti kilau emas di matamu, pun tidak ingin mengusik sedikit saja lukisan surga di parasmu. Aku hanya ingin memuja.
---
kota daeng, 15 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H