Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Gara-gara Jempol

28 November 2018   17:26 Diperbarui: 28 November 2018   17:35 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari https://www.pcrevue.sk/

Haris tersenyum. "Berantem sih, tapi next time gak lagi, kok. Suer..."

Lastri ikut tersenyum. "Nanti kalau dia like status aku lagi, bagaimana?"

"Tenang aja, gak bakalan!"

Rentetan cerita Haris selanjutnya, membuat Lastri terkejut setengah mati.

Siang tadi, setelah menghajar Boy di salah satu sudut kampus yang sepi senyap, Haris mengambil pisau tentara yang sudah disiapkannya dan memotong kedua jempol Boy, tidak peduli teriakan ampun dan pilu-nya memenuhi udara di tempat itu. Setelah melihat kedua jempol kompetitornya tak berada di tempatnya lagi, Haris tersenyum puas. Tapi hanya sesaat, dia lalu melihat masih ada delapan jari-jemari lain yang bisa menggantikan fungsi jempol.

Tak lama kemudian teriakan pilu yang lebih panjang terdengar. Kesepuluh jari Boy telah tercampak ke tanah, bercampur dengan debu dan rumput kering.

Haris pun pergi meninggalkan Boy yang meronta-ronta kesakitan. Tapi tak lama kemudian, raungan mesin motornya terdengar mendekat. Dia turun dari motor dan menghampiri Boy. Pisau tentaranya kembali terhunus. "Tanggung!" gumamnya.

"Ka, kamu serius?" tanya Lastri dengan ekspresi tak percaya.

Haris mengangguk mantap. "Apapun untuk kamu, Sayang..."

Layar smartphone Lastri berkedip, ada pesan dari Sarah, teman seangkatannya di fakultas informatika. Refleks, Lastri menyentuh layar smartphone untuk membuka dan membaca pesan itu. Dia sekonyong-konyong merasa mual. Lalu seperti ada palu-palu besar yang menggedor-gedor kepalanya.

Lastri, si Boy itu teman kamu kan? Dia dibunuh orang, Las...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun