Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Mati Itu Bahasa Takdir

24 September 2018   19:17 Diperbarui: 24 September 2018   19:38 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari asianage.com

MATI itu bahasa takdir yang dibisikan dari sudut-sudut tebing dan lembah yang belum pernah kalian jelajahi. Tapi BENCI itu bahasa pilihan yang bisa kalian bungkam atau teriakan lantang-lantang dengan kekuatan kalian sendiri.

Hari ini kalian telah mempertemukan kedua bahasa, MATI dan BENCI.
Ah, rasakan sensasi rima dan aromanya.

Jika berbeda club sepakbola saja bisa bikin kalian mengundang MATI, tidak usah kaget dengan apa yang bisa kalian lakukan besok, Wahai anak-anak manusia, dengan berbeda suku, berbeda budaya, berbeda agama, berbeda pendapatan per kapita, berbeda asuransi, berbeda aroma ketiak, berbeda cara meludah, berbeda orientasi seksual, berbeda cara membalas chat, berbeda genre film, berbeda partai, berbeda Capres...
sebutkan lebih banyak lagi!

Tak bisakah sesekali kalian menggeser titik api dari mencari perbedaan menjadi mencari persamaan?
Jika masih terasa susah, tanyalah pada takdir.

---


palopo, 24 september 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun