Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Sandi dan Ma'ruf untuk Pilpres Damai

12 Agustus 2018   21:05 Diperbarui: 12 Agustus 2018   21:19 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari http://banjarmasin.tribunnews.com

Sebagaimana prediksi banyak pengamat politik, ajang pilpres 2019 nanti kembali memperhadapkan dua tokoh besar tanah air, yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Bisa dikatakan sejak pilpres 2014 kedua tokoh ini telah menjadi dua poros sentral dinamika perpolitikan tanah air.

Menjelang pilpres 2019, keduanya pun (bersama koalisi tentunya) telah memainkan strategi cantik untuk mencegah timbulnya poros ketiga yang berpotensi menggerus perolehan suara keduanya.

Walaupun pertarungan-kembali kedua capres sudah lama diramalkan, tidak ada yang bisa benar-benar memastikan siapa yang akan mereka gandeng menjadi cawapres sampai menjelang tenggat waktu pendaftaran capres-cawapres. Hal tersebut yang membuat suhu politik menghangat beberapa waktu terakhir ini.

Tarik ulur nama cawapres yang paling tepat dan menguntungkan mendampingi kedua capres sukses menyita konsentrasi dan emosi masyarakat. Kegaduhan tertinggi berada pada kubu Prabowo. Pilihan antara mematuhi ijtima ulama GPNF yang selalu berada di belakangnya selama ini, percaya diri dengan pilihan sendiri atau putra SBY yang hadir belakangan di koalisi, bukan keputusan mudah.

Pilihan yang dijatuhkan kepada Sandiaga Uno bisa jadi jalan tengah yang paling realistis. Walaupun capres-cawapres sama-sama berbendera Gerindra, nama Sandiaga Uno adalah solusi untuk masalah logistik, elektabillitas dan loyalitas koalisi.

Sebaliknya, kubu Jokowi sekalipun terlihat adem ayem awalnya, pada saat-saat terakhir justru membuat kejutan se-Indonesia Raya dengan memilih Kyai Ma'ruf Amin alih-alih Prof. Mahfud MD. Padahal nama mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu sudah terlanjur beredar di tengah-tengah masyarakat menjelang deklarasi.

Sandiaga Uno versus Ma'ruf Amin 

Sandiaga Uno yang usianya lebih muda daripada kandidat capres-cawapres lainnya dapat menjadi salah satu peluru untuk menggaet suara kaum milenial, komposisi penduduk yang suaranya sangat diperhitungkan pada tahun 2019 nanti.

Sebaliknya, kehadiran Kyai Ma'ruf Amin di kubu Jokowi bisa jadi strategi untuk meredam serangan anti-islam seperti yang selama ini diembuskan lawan-lawan politik Jokowi.

Dari segi latar belakang, Sandiaga Uno yang merupakan seorang pengusaha diharapkan bisa membantu Prabowo melahirkan kebijakan-kebijakan ekonomi yang mumpuni. Sebaliknya, Kyai Ma'ruf Amin yang kita kenal berlatar belakang religius juga memiliki karir politik yang cukup panjang sebelum menduduki jabatan Ketua Umum MUI. Jadi kehadirannya diharapkan dapat membantu Jokowi menjaga stabilitas politik dalam negeri.

Kemudian mengenai kolaborasi kepemimpinan, sepertinya tidak akan banyak masalah yang terjadi pada kedua kubu. Sandiaga Uno dan Prabowo sejak awal berada di bawah satu bendera partai, jadi komunikasi politik keduanya selama ini sudah berjalan dengan cukup baik. Saya pikir ini juga salah satu faktor yang mendorong Prabowo lebih memilih Sandiaga Uno dibanding kandidat cawapres lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun