Aku duduk di ambang rumah
dalam hening terbius oleh pesona petang
yang telah datang dan nyaris menghilang.
Aku menghitung lembaran kenangan
yang berjatuhan dari langit berwarna tembaga
sebelum pasir meluruhkannya menjadi embun
dan rerumputan meminum sari-sarinya.
Tidak ada kata berpisah kali ini
aku hendak mengucapkannya
tapi kerinduan menempelkan telunjuk di depan bibirnya
sebelum berlayar bersama burung-burung camar
pulang ke peraduan.
Aku berdiri di ambang kesadaran
kebisuan telah menggantikan tempat kesedihan di sisiku
menumpangkan bahunya untuk kepala dan air mataku.
Aku pun melipat petang ini menjadi perahu kertas
lalu melarungnya di atas muara doa
menuju samudera abadi
tempat segala beban hati diringankan
dan segala dahaga dipuaskan.
---
kota daeng, 15 Juli 2018
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI