Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Memilih Diam

5 Juli 2018   21:21 Diperbarui: 5 Juli 2018   21:32 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari https://makassar.terkini.id/

Kita bisa berteriak lantang
atau memilih diam
kita bisa berseru-seru
atau menjadi bisu.

Tapi jika tinggal sendiri
suara atau sepi
hanyalah kerlip lilin yang ditelan kelam malam
redup dan menghilang.

Sesungguhnya suara kita adalah serpihan-serpihan
yang bila dikumpulkan dari serakan
lalu direkatkan satu sama lain
akan menjadi lukisan
suara Tuhan.

Tuhan pun akan membisu
jika kita memilih diam.

---


kota daeng, 5 Juli 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun