Aku ingin jadi matahari
menyulam langit duniamu yang robek sana-sini
merajutnya dengan lincah sebelum kamu menyadari
memayunginya dengan cahaya tak bertepi
agar gelap tidak membuatmu terantuk lagi
dan terjatuh lagi.
Aku ingin jadi matahari
menghangatkan pori-pori kulitmu
membangunkanmu di ujung pagi
menuntunmu mengetuk pintu hari
menyelimutimu dengan udara yang penuh cinta membiru
lalu bersama-sama menebak keajaiban apa lagi yang telah menunggu
di balik pintu.
Sayangnya
kamu lebih memilih rembulan di sisimu
padahal dia hanya bisa menghibur dengan elegi
agar kamu bisa terus menangisi malam yang tidak kunjung pergi
sampai habis air matamu
sampai tak tersisa lagi untuk bahagia
Aku ingin jadi matahari
untukmu.
---
kota daeng, hari terakhir Juni 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H