Sesap sejenak
hirup asam pahit kehidupan
yang meninju lambung dengan nikmat.
Di dalam kanvas bulat hitam
ada lukisan semadi senja
bocah tanpa sandal pulang bermain
kupu-kupu bersayap kuning
lelaki berkain sarung
serta angin bersilir-silir.
Tinggalkan dahulu masalah
di ambang pagar
seperti uap yang tinggalkan cangkir
mengejar magrib di balik atap
pagi esok pasti kembali.
Sesap sejenak
labuhkan derap kehidupan
yang terjeda semalam lagi.
---
puisi untuk para pecinta kopi
kota daeng, 17 April 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H