Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Mimpi

2 Maret 2018   22:15 Diperbarui: 2 Maret 2018   22:23 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari https://www.shutterstock.com

Kaki telanjang menghempas tanah dingin
bulan purnama pucat bak mayat
tiada bintang atau kenangan bahagia
malam ini.

Di antara pinus raksasa aku berlari
dari ketakutan yang aneh
aku mengejar sisa napas
berlari ke tempat yang belum terpikirkan
sekaligus tempat yang sangat kukenal.

Angin malam melantunkan mantra
berbisik dekat telinga
lalu tubuhku menyusut seperti kapas
paru-paru menyesak
napas terasa makin jauh di depan.

Dari kejauhan suara kenangan memanggilku
tapi aku terlalu lelah untuk menoleh
atau membuka kelopak mata
entah sekarang terjadi
aku terus berlari
atau terjatuh
semakin
dalam.

---

kota daeng, 2 Maret 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun