Tidak lama lagi, Februari yang penuh cokelat dan mawar akan pergi selama setahun. Di balik pintu merah tua, Angel termangu dalam kelambu. Dia sudah berjanji pada diri sendiri untuk menemukan kekasih di bulan yang paling romantis ini.
Tetapi sepertinya harapan itu hanya singgah untuk menegaskan kalau dirinya tidak akan pernah jadi kenyataan. Lalu seiring waktu harapan itu akan memudar ke awan-awan seperti embun yang diuapkan matahari.
Dia tidak mengharapkan calon kekasih yang datang seperti pangeran dalam dongeng, gagah perkasa dan punya harta melimpah. Lelaki dewasa yang memperlakukannya sebagai seorang wanita yang butuh cinta tulus, itu cukuplah sudah. Tapi dia juga tidak menginginkan lelaki yang sudah punya istri. Memikirkan hal itu saja sudah cukup membuatnya sedih, bagaimana mungkin dia mampu melakoninya.
Di balik pintu merah tua, Angel kembali membasahi bibirnya dengan gincu merah merona. Satu menit yang lalu dia menerima pesan whatsapp ini dari Laras, customer service yang bertugas di lantai satu
Yudit, 42 tahun, pengusaha konveksi. Dia pelanggan lama, tapi baru muncul lagi. Kasih service terbaik, ya. 5 menit lagi dia sampai ke kamar kamu.
Angel sebenarnya berharap pria yang lebih muda, tapi siapa yang tahu datangnya cinta. Ini membuat jantungnya berdetak kencang.
Eh, dia sudah punya istri belum ya?
---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H