Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Balik Pintu Merah Tua

21 Februari 2018   21:53 Diperbarui: 21 Februari 2018   21:57 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari http://creepypasta.wikia.com

Tidak lama lagi, Februari yang penuh cokelat dan mawar akan pergi selama setahun. Di balik pintu merah tua, Angel termangu dalam kelambu. Dia sudah berjanji pada diri sendiri untuk menemukan kekasih di bulan yang paling romantis ini.

Tetapi sepertinya harapan itu hanya singgah untuk menegaskan kalau dirinya tidak akan pernah jadi kenyataan. Lalu seiring waktu harapan itu akan memudar ke awan-awan seperti embun yang diuapkan matahari.

Dia tidak mengharapkan calon kekasih yang datang seperti pangeran dalam dongeng, gagah perkasa dan punya harta melimpah. Lelaki dewasa yang memperlakukannya sebagai seorang wanita yang butuh cinta tulus, itu cukuplah sudah. Tapi dia juga tidak menginginkan lelaki yang sudah punya istri. Memikirkan hal itu saja sudah cukup membuatnya sedih, bagaimana mungkin dia mampu melakoninya.

Di balik pintu merah tua, Angel kembali membasahi bibirnya dengan gincu merah merona. Satu menit yang lalu dia menerima pesan whatsapp ini dari Laras, customer service yang bertugas di lantai satu

Yudit, 42 tahun, pengusaha konveksi. Dia pelanggan lama, tapi baru muncul lagi. Kasih service terbaik, ya. 5 menit lagi dia sampai ke kamar kamu.

Angel sebenarnya berharap pria yang lebih muda, tapi siapa yang tahu datangnya cinta. Ini membuat jantungnya berdetak kencang.

Eh, dia sudah punya istri belum ya?

---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun