Kita tidak pernah tinggalkan masa lalu
jika batu tempat telapak kaki saja
masih kita hakimi
karena hitam atau putih
polos atau bercorak
genap atau ganjil.
Kita tidak pernah rayakan damai
jika udara dalam paru-paru saja
masih kita lepehkan
karena tidak memakai baju yang kita kenakan
dan tidak menyanyi lagu yang kita nyanyikan.
kita tidak pernah rasa lelah
bukan karena adrenalin berlimpah
tapi karena rasa itu hilang sudah
diganti amarah.
kita hanya setitik debu
di atas padang gurun yang dipanggil senja
di antara debu-debu yang lain
kita adalah genap
kita adalah ganjil.
---
kota daeng, 19 Februari 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H