Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Di Bibir Ranum Itu

9 Januari 2018   21:43 Diperbarui: 9 Januari 2018   22:20 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari https://ermenelwen.deviantart.com/

Di bibir ranum itu
aku tambatkan dua kecupan biru
satu untuk dirimu yang dulu
satu untuk kekasihmu.

Sampaikan salam sebelum ia tiba
di gerbang neraka
tempat terlayak untuknya kurasa
atau mungkin juga surga tanpa surya
entahlah.

Kini nyaris sirna jarak kita
hanya ada aku
dirimu
dan cawan berisi air mataku.

Di bibir ranum itu
aku tuangkan isi cawan
yang segera jadi racun dalam hatimu
seperti bulan madu anak perawan.

Di bibir ranum itu
aku tambatkan dua kecupan biru
satu ucapan perpisahan
satu ungkapan cinta yang tak pernah kesampaian.

---

kota daeng, 9 Januari 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun