Kiamat belum tiba
tapi kita harus gemetar
karena kita pesakitan penghakiman terakhir
dari sesama kita.
Kiamat belum tiba
tapi kita harus gentar
karena di alas bumi tuhan telah hadir
lewat rigiditas sosial media.
Kiamat belum tiba
tapi kita mesti gemetar
karena kemanusiaan telah di titik nadir
oleh katastropik buatan kita.
Kiamat belum tiba
tapi kita telah menukar
akhirat di balik kabut zaman terakhir
dengan surga kita hari ini.
Kiamat belum tiba
tapi kita sudah tidak sabar.
Kiamat belum tiba
jadi kita susah tersadar.
Kiamat belum tiba
dia baru sampai di tengah perjalanan
antara hati dan otak kita.
---
kota daeng, 28 Desember 2017