"Pakaian dan barang-barang sudah ada di rumah salah satu penduduk desa. Sekarang ayo pergi dari sini, Kanda. Kita lewat jalan rahasia yang menuju ke utara keraton. Hanya saja..."
"Hanya saja kenapa, Dinda?"
"Tadi aku lihat, pintu jalan rahasia sedang dijaga dua prajurit."
Prayoga tetap terlihat tenang. "Aku tahu mantra penidur... "
Manikam mengangguk lagi. "Kalau begitu, ayo, Kanda. Aku tahu jalan paling aman menuju ke sana."
Dua pasang kaki pun bergerak perlahan menyusuri taman yang menghubungkan kolam dan pintu keluar pemandian. Terlihat sinar ketakutan di mata keduanya, tetapi sekaligus juga bersinar keberanian yang dibakar oleh api cinta. Mereka tahu tengah menantang maut saat ini, tapi mereka yakin cinta yang bahkan tidak akan bisa dipatahkan titah dewata akan membimbing mereka.
Selanjutnya, saat kedua prajurit penjaga berhasil dilumpuhkan, purnama pun jadi saksi awal perjalanan baru mereka.
---
tamat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H