Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penjahit yang Menjahit Hatinya Sendiri

13 Maret 2017   15:26 Diperbarui: 13 Maret 2017   15:30 1584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada marah di ujung jarum jahitmu
kamu lepaskan di sela serat
hati jenuh berkarat
membisu.

Ada marah di ujung jarum jahitmu
tapi langit malam yang koyak
telah dijahit kembali
tanpa janji.

Jemari tak lagi muda seperti dulu
seuzur mesin jahit di atas lantai kayu
suami lari dengan istri orang
anak-anak tak pernah pulang
adalah rumah yang nyaris lelah menopang
tapi tak akan kamu tinggalkan di belakang

Setiap helai pakaian yang tuntas
adalah masa lalu yang ingin membayarmu lunas
dalam diam
karena langit mereka telah kamu sulam
dengan air mata
tanpa tanya.

Ada marah di ujung jarum jahitmu
tapi tak apa
amarah telah menyelamatkanmu
dari bayang-bayang kelam masa lalu
dari penagih hutang
bahkan dari dirimu sendiri.

-----



kota daeng, 13 Maret 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun