Kenangan datang dalam rupa malam tanpa purnama
biaskan cahaya bintang-bintang dari masa lalu
langit dan bumi membisu
udara membeku
Lelaki itu
lelaki yang menyeret bayang-bayang keheningan ke balik pintu
membius dirinya dengan aroma kopi dan tembakau
memburamkan kaca mata dengan pekatnya rindu.
Gurat-gurat usia pada wajah hadirkan sesal dalam
bahkan keabadian pun takkan mampu kubur cinta sedemikian dalam
Dia masih percaya cinta selalu temukan akhir kisah terbaik
tapi
malam tidak akan pernah sama lagi.
Wanita itu
wanita yang kehilangan bayang-bayang keheningan dari masa lalu
membius dirinya dengan senyap bisu
sembari merajut benang merah, abu-abu dan biru
seperti menjahit hati yang kena sembilu
Dia tidak ingin kenangan sesakkan paru-paru
seperti gurat usia gerogoti kalbu
Tapi kenangan tak hendak pergi
masih betah bertamu
dalam rupa malam tanpa purnama
dan bintang-bintang tanpa cahaya
---
kota daeng, 10 Februari 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H