Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cupid dan Mereka yang Sedang Jatuh Cinta

28 September 2016   13:34 Diperbarui: 28 September 2016   13:46 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari cliparts.co

Dari bubungan awan, Cupid memandang sedih ke arah pria dan wanita muda yang sedang duduk berdua di atas kursi taman. Dia bisa saja mengasah mata panahnya untuk dilesatkan ke jantung mereka. Tetapi dia sedang melihat takdir yang lain.

Pria itu mengidap penyakit kanker stadium 4 dan hidupnya tidak akan sampai dua bulan lagi. Cupid melihat kehidupan wanita setelah ditinggalkan kekasih. Dia menderita kesedihan yang amat dalam. Setelah itu mati karena tertabrak mobil saat menyeberang jalan dengan pikiran melayang-layang.

Dari taman, kedua manusia itu sedang menatap awan-awan.

“Apa lagi yang ditunggunya?” keluh pria.

“Ya, dia biasa begitu bersemangat,” sambung wanita.

Pria pun berteriak ke atas memanggil Cupidturun. Malaikat cinta itu terkejut tapi hanya sesaat. Tidak semua manusia bisa melihat wujudnya, hanya mereka yang akan segera mati yang bisa melihatnya. Dia pun mengepakkan sayap dan membawa dirinya terbang merendah

“Mana anak panah cintamu?” tanya pria begitu Cupid melayang di hadapan mereka.

“Cinta akan membunuh kalian berdua,” sahut Cupid lirih.

“Memang. Tapi bukankah cinta dan kematian sudah suratan semesta?” sahut wanita.

Cupid mengangguk lemah. Dia pun memasang anak panah, menarik tali busur dan menjalankan tugasnya.

Pada senja yang kelabu itu, pria menggandeng wanita meninggalkan taman dengan hati berbunga-bunga. Mereka sedang jatuh cinta.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun