Emerald, Ametys dan Ruby terlihat putus asa. Sepertinya sudah tidak ada harapan lagi bagi mereka untuk merubah pikiran Basalto.
“Hentikan!”
Suara itu membuat ketegangan yang sudah sampai di ubun-ubun mereda sejenak. Mereka semua berpaling ke arah datangnya suara. Suara itu milik Viona yang telah berdiri bersama Daestar di dekat istana. Ratu kerajaan Basalto itu nampak ketakutan dan mendekap erat-erat Daestar di dadanya. Sementara itu, Daestar yang polos belum bisa sepenuhnya mengerti apa yang sedang terjadi di tempat itu.
“Apa yang kalian lakukan?”
“Viona…!” Basalto nampak terkejut. Dia tidak peduli lagi tata krama dengan langsung memanggil nama istrinya. Padahal saat itu dia berada di depan prajurit-prajuritnya.
“Cepat tinggalkan tempat ini. Bawa Daestar sejauh mungkin!”
Viona menggeleng. Terlihat bulir bening mulai mengalir dari sudut-sudut matanya. Dia terlihat begitu cemas. Basalto menunduk lalu kembali menatap mata istrinya dalam-dalam. Dari kejauhan mereka berbahasa lewat pandangan mata. Basalto mencoba mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja. Tapi Viona tetap terlihat cemas.
-----
(bersambung)
Pertama kali ditayangkan di blog planet-fiksi.blogspot.com dalam rangka event