Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

[Basalto Terakhir] Pengakuan Mengejutkan (2)

31 Mei 2016   17:08 Diperbarui: 31 Mei 2016   17:11 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lustrasi gambar dari: seanopher.tumblr.com

“Kalau tidak kenapa, Kesha? Kamu mungkin penyihir paling berkuasa di wilayah Selatan. Tapi ingat, kamu disini hanya tamu saja.”

Emerald hendak membalas perkataan keras Basalto, tetapi suara hati menahannya. Kekesalannya hanya ditunjukkan lewat sentakan kepalan tangan. Pada saat dia hendak beranjak keluar ruangan,tiba-tiba  ruangan itu seperti dihembus angin kencang.  Sebuah cahaya biru bersinar terang benderang di sudut ruangan, lalu dua orang penyihir berjubah dan mengenakan pakaian kebesaran kaum sihir berloncatan dari dalam cahaya itu.

Basalto cepat-cepat mengarahkan tongkat sihirnya, tetapi langsung menurunkannya begitu melihat penyihir-penyihir itu lebih jelas.

“Kalian rupanya.”

Ametys dan Ruby, raja kaum sihir di wilayah timur dan utara Gopalagos.

“Kami harap tiba di saat yang tepat. Waktu ini menjelang makan siang, bukan?” Ametys berusaha mencairkan suasana kaku yang seketika dirasakannya di tempat itu.

Sebaliknya, Ruby langsung berjalan mendekat ke meja panjang dan memandang ngeri perkamen serta kitab-kitab sihir di atas situ.

“Jadi ini penyebabnya?” ucapnya dengan nada khawatir.

“Kalian bisa membuat portal di dalam istanaku?” Basalto balik bertanya.

“Ini ide Ruby. Dia ingin segera sampai ke dalam istana. Kami pun mencobanya, dan ternyata perisai sihir yang kamu bangun untuk menutup pintu portal di dalam istana sudah rapuh, Basalto.  Mungkin sudah lama kamu tidak memperbaharui mantranya lagi sehingga kami dapat menembusnya dengan mudah.”

“Maaf, Kawan. Aku merasa kami harus secepatnya sampai ke dalam istanamu. Dan tolong, Basaman. Kita hanya berempat di sini, akan lebih nyaman jika memanggil nama kecil kita masing-masing saja,” sambung Ruby.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun