Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

[Basalto Terakhir] Serangan Pertama

18 Mei 2016   22:55 Diperbarui: 18 Mei 2016   23:26 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Prajuritku tidak akan menyerang tanpa alasan. Mereka terpaksa, karena prajurit Amenthop tidak mau  berbicara baik-baik. Mereka justru meminta prajurit-prajuritku segera meninggalkan kebun anggur itu,” Basalto membela diri ketika Emerald mencecarnya.

Mereka berdua kini sedang berada di dalam ruang kerja raja Basalto, dikelilingi benda-benda antik dan barisan lemari penuh perkamen.

“Tapi tidak harus dengan kekuatan sihir, kan?” sergah Emerald.

“Mereka tidak punya pilihan lain. Saat itu mereka kalah jumlah dari pasukan Amenthop.”

Emerald menggeleng-geleng heran.

“Kalau begitu apapun yang terjadi, kamu tetap harus mencari cara damai untuk menyelesaikan masalah ini. Dan cobalah mengirim utusan untuk menyampaikan permintaan maafmu kepada raja Dursoil.”

“Aku sudah melakukannya…”

Raja Basalto memang sudah mengirim orang ke kerajaan Amenthop. Tetapi utusan itu ditolak mentah-mentah oleh raja Dursoil. Raja yang memang temperamental itu tidak bisa menerima begitu saja prajuritnya diserang oleh prajurit kerajaan Basalto. Dia menganggap itu sebagai sebuah tantangan. Telah  bertahun-tahun kerajaannya mengelola kebun anggur di perbatasan dan selama itu tidak pernah ada masalah antara dia dan guru Shandong, termasuk raja Basalto awalnya. Mengapa baru saat ini mempermasalahkan perkebunan itu?

Tetapi raja Dursoil tahu, kalau dia memaksa diri untuk berperang melawan kerajaan Basalto saat itu mereka akan menemui kesulitan. Maka secara diam-diam dia mengirim surat-surat rahasia kepada sejumlah mantan prajurit para kaum Sagit yang ada di kerajaan.

Dua cangkir teh rempah telah tandas. Emerald sebenarnya masih ingin berbicara banyak, tetapi dia mengurungkan niatnya karena melihat Basalto di sisi jendela sedang memandang serius ke arah padepokan. Saat itu juga Daestar juga masuk ke dalam ruangan dan menggelayut di kaki ayahnya.

Raut kaku Emerald berubah menjadi lebih cerah. Dia tersenyum memandang bocah itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun