[caption caption="Ilustrasi gambar dari: www.123rf.com"][/caption]Setelah asap tipis kebiruan berlalu, nampaklah empat kitab tua yang berjejer rapi di dalam peti. Ukuran panjang peti sama persis dengan jejeran kitab-kitab itu. Sepertinya pembuat peti memang sudah membuatnya secara khusus.
Guru Shandong memberi isyarat agar keempat murid berdiri dan melihat isi peti lebih dekat.
Thores yang berada paling dekat, segera beranjak ke sisi Guru Shandong, diikuti Kesha. Sedangkan Basaman dan Huria mendekat dari sisi sebaliknya.
Empat kitab itu hampir serupa satu sama lain. Terdiri dari lembaran-lembaran perkamen tebal dengan sampul keras dari kulit kayu khusus di luarnya. Yang membedakan keempatnya adalah ukiran simbol-simbol khusus pada sampulnya.
“Kalian harus mempersiapkan diri, Anak-anakku. Tidak lama lagi, kalian akan kuutus untuk mengabdi diri pada dunia.”
Guru Shandong menyentuh permukaan sampul kitab paling kanan dalam peti. Pada sampul kitab itu terukir simbol seperti motif daun-daun pepohonan.
“Kesha, aku akan memberikan kitab tentang ramuan-ramuan sihir dan mantra-mantra pengobatan ini. Beberapa di antaranya adalah ramuan sihir tingkat tinggi yang belum pernah diajarkan kepada siapapun. Aku harap kamu siap menerimanya.”
“Aku siap, Guru,” sahut Kesha.
Tangan Guru Shandong berpindah pada kitab berikutnya, di sebelah kiri kitab pertama. Kali ini pada sampul kitab terukir simbol menyerupai bulan dan matahari, juga ada garis-garis seperti lukisan hujan di kanan kirinya.
“Kitab ini berisi pengetahuan mengenai energi pada cuaca dan peristiwa-peristiwa alam lainnya. Aku sudah memperlihatkan kepada kalian bagaimana sihir digunakan untuk merangkul kekuatan-kekuatan alam tersebut. Kitab ini akan membahasnya lebih dalam. Basaman, aku akan memberikan kitab ini padamu.”
“Saya merasa terhormat, Guru,” sahut Basaman.