[caption caption="Ilustrasi gambar dari: www.dragonmount.com"][/caption]Cerita sebelumnya: [Basalto Terakhir] Orion
“Jadi jika yang menimpa Putri Talia ulah penyihir, dia pasti penyihir berilmu tinggi yang berani melanggar ikrar dan berani menghadapi penyihir-penyihir lainnya?”
Orion mengangguk. “Benar, Panglima.”
Kini mereka telah berada di atas menara Emerald. Menara dibiarkan terbuka tanpa atap, sehingga mereka bebas melemparkan pandangan ke segala arah. Pemandangan dari atas situ benar-benar menakjubkan.
Dari kejauhan terlihat hutan pinus berderet-deret, nampak seperti pasukan berzirah hijau yang siap berangkat perang. Di sisi lain, barisan-barisan ladang milik penduduk mirip permadani hijau-cokelat yang dihamparkan di atas dataran. Desa-desa terdekat dan kepulan asap dapurnya juga nampak dari atas sini. Sementara itu angin berhembus cukup kencang, membuat rambut Orion berkibar-kibar.
“Jadi sekali lagi, satu-satunya cara untuk membuatku yakin adalah aku harus melihatnya sendiri,” sambung Orion.
Panglima Thar mengangguk.
“Kami berterima kasih atas kebaikan hati anda, Tuan Orion. Kami hanya perlu beristirahat sebentar, Tuan. Setelah itu kita bisa langsung memulai perjalanan.”
“Wah, maaf, Panglima. Aku sampai lupa memberitahu satu hal. Sepertinya kita akan menempuh perjalanan terpisah. Aku akan berangkat lebih dulu, kita tidak boleh membuang-buang waktu lagi.”
“Jangan begitu, Tuan. Kami bisa dimarahi Raja habis-habisan. Baiklah, aku akan meminta prajurit untuk segera bersiap-siap dan memeriksa keadaan kuda-kuda.”