Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Penyihir Emerald Terakhir

12 Maret 2016   21:54 Diperbarui: 12 Maret 2016   22:30 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ilustrasi gambar dari: boards.na.leagueoflegends.com"][/caption]

Di bawah kastil Emerald, di antara dinding-dinding lorong yang menjadi jalan rahasia bawah tanah, Orion berlari tergesa-gesa. Keringat bertebaran di pelipisnya. Jubah hitam kelabunya berkibar-kibar seperti dihempas angin di musim gugur. Di ujung tongkat sihirnya, berpendar cahaya berwarna hijau kebiruan yang menerangi seluruh lorong.

Samar-samar dari arah belakang terdengar gema suara-suara kasar. Bulu kuduk Orion merinding. Belasan prajurit Sagit, prajurit imun-sihir, sepertinya berhasil menyusulnya ke lorong rahasia tersebut.

 Roda-roda otaknya berputar lebih cepat. Dia harus mencari siasat untuk menghentikan laju prajurit-prajurit itu sekaligus menyelamatkan nyawanya.

Sesampainya pada ujung lorong rahasia yang bercabang pada dua lorong rahasia lainnya, dia memilih lorong yang paling kanan. Lorong itu akan menuntunnya menuju Ophius, ruangan tempat mereka biasa melatih penyihir-penyihir muda berkontemplasi dan mendalami seni membaca pikiran. Dari situ dia punya lebih banyak pilihan jalan keluar.

Dia juga punya rencana untuk membungkam prajurit Sagit di belakangnya. Rencana yg sedikit  jahat sebenarnya. Tetapi dia hampir tidak punya pilihan lain. Prajurit itu adalah para prajurit yang dilatih untuk menjadi prajurit haus darah, darah penyihir. Jadi kalaupun mereka gagal mendapatkannya saat ini, mereka akan mencari penyihir yang lain. Padahal tidak banyak lagi kaumnya yang tersisa saat ini.

Orion telah memasuki ruangan Ophius. Ruangan tersebut berukuran cukup lapang, berbentuk elips dengan pilar-pilar raksasa di delapan sudutnya. Di tengah-tengah ruangan ada barisan kursi dari batu yang dibangun teratur.

Dia pun berdiri menghadap mulut lorong, pintu masuk ke ruangan itu. Tongkat sihir setinggi bahunya diangkat tinggi-tinggi. Bibirnya lalu mengalunkan barisan mantra. Sementara itu, nyala cahaya di ujung tongkat sihirnya mulai berubah warna menjadi kemerahan, pertanda energi dahsyat sedang dimampatkan dan siap dilontarkan. Dengan sekali sentak, Orion menghantamkan ujung tongkatnya kuat-kuat ke lantai ruangan.

Sedetik kemudian ruangan mulai bergetar, seperti gempa bumi. Terdengar derak bongkahan-bongkahan batu pecah, dari arah lorong rahasia. Lalu seperti dugaan Orion, terdengar seruan-seruan panik dari sana. Terdengar pula beberapa dentuman, lalu langit-langit jalan rahasia berjatuhan dalam bentuk bongkahan-bongkahan raksasa dan menutup jalan rahasia. Mestinya prajurit-prajurit Sagit yang mengejarnya telah tertimbun longsoran, karena mereka tidak bisa kemana-mana lagi.

Orion menarik napas lega.

Setelah itu Orion berbalik dan mengedarkan lampu dari tongkat sihirnya ke seluruh ruangan. Ada lima jalan rahasia lainnya, jalan keluar dari ruangan itu. Setiap jalan keluar menuju ke desa-desa di sekitar kastil Emerald. Tapi dia mesti hati-hati, karena di luar sana keadaan bisa lebih berbahaya saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun