Saat bekerja, otak kita memancarkan gelombang dengan frekuensi-frekuensi tertentu. Emosi, sikap serta perkataan kita mencerminkan frekuensi yang sedang dipancarkan otak kita. Semakin tinggi intensitas aktivitas kita, semakin tinggi pula frekuensi yang dipancarkan.
Frekuensi gelombang otak terbagi menjadi beberapa fase. Pada saat sedang beraktivitas penuh, otak kita memancarkan frekuensi antara 19 Hz -100 Hz. Kisaran frekuensi ini biasa disebut dengan keadaan Gamma, terjadi pada saat seseorang berada dalam kesadaran penuh sampai keadaan di bawah tekanan, seperti misalnya sedang sedang panik atau sedang berkompetisi.
Kemudian gelombang otak dengan kisaran 12 Hz-19 Hz biasa kita pancarkan saat beraktivitas ringan seperti berinteraksi dengan orang lain atau sedang berkonsentrasi pada sesuatu. Keadaan ini biasa disebut dengan fase Beta.
Jika kita berada dalam keadaan rileks bahkan mendekati keadaan tidur, otak kita memancarkan frekuensi lebih rendah lagi dengan kisaran frekuensi 8 Hz-12 Hz. Fase ini disebut Alpha. Pada saat memasuki fase Alpha kita berada pada peralihan antara keadaan sadar dan tak sadar. Terjadi pada saat kita mengantuk, atau sedang bermeditasi.
Di bawah frekuensi tersebut, pada kisaran 4 Hz-8 Hz, kita memasuki fase Theta. Gelombang ini adalah gelombang yang dipancarkan oleh alam bawah sadar. Saat ini kita telah mengalami tidur ringan. Seseorang yang sedang bermeditasi dalam juga biasa memancarkan gelombang ini. Pada fase Theta inilah bagian otak kita yang biasa disebut God Spot akan bekerja.
Otak kita tetap bekerja bahkan saat kita sedang tertidur pulas. Pada keadaan ini otak kita memancarkan gelombang Delta (0,5 Hz- 4 Hz). Keadaan ini ditandai dengan tidur lelap, tanpa mimpi. Fase Delta ini  amat penting bagi tubuh, karena pada keadaan inilah tubuh bekerja melakukan self healing dan memperbaharui sel-sel tubuh yang rusak.
Terapi Otak
Pada dasarnya terapi gelombang otak  bekerja dengan cara melakukan stimulasi agar otak terkondisikan bekerja pada frekuensi tertentu. Setiap fase gelombang otak memiliki pengaruh terhadap kondisi tubuh dan psikis pribadi yang bersangkutan. Stimulasi berguna untuk mengkondisikan otak bekerja pada kisaran frekuensi tertentu mulai dari keadaan Delta sampai Gamma sesuai kebutuhan kita.
Misalnya, pada frekuensi otak 5 Hz-8 Hz kita relatif mudah menghilangkah rasa marah dan stress. Pada frekuensi 18 Hz kita relatif lebih mudah meningkatkan mood, pada frekuensi 8 Hz-10 Hz kita lebih mudah menghafal sesuatu dan seterusnya.
Ada beberapa jenis stimulasi, tetapi metode yang sering  dilakukan adalah stimulasi audio. Metode ini menggunakan prinsip tuning atau penalaan. Masih ingat hukum fisika tentang dua garputala yang memiliki frekuensi sama? Jika sebuah garputala digetarkan dan didekatkan pada garputala lain yang berfrekuensi sama, garputala tersebut akan ikut bergetar.
Prinsip yang sama digunakan dalam stimulasi audio. Musik atau audio tertentu diputar dan didengarkan untuk membantu mengkondisikan otak kita sesuai frekuensi yang kita butuhkan.