Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bisikan Jam Sepuluh

3 Desember 2015   21:35 Diperbarui: 1 April 2017   08:47 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nafsu iblis mulai membuncah di kepala. Sekali gerakan, separuh tubuh Janet habis digerayang.  Separuhnya lagi menunggu giliran selagi dia membereskan posisi celananya. Pria itu pun membuka masker-nya agar lebih leluasa melumat bibir Janet. Pria itu bermata biru dengan rahang kokoh, dan bekas jahitan operasi memanjang di keningnya.

Tak bergeming, tubuh Janet pasrah menerima setiap sentuhan dan desahan pria itu.

Sebenarnya tidak seru juga menikmati permainan solo ini”, batin pria rahang kokoh. ”Tapi sudahlah, sekarang sentuhan terakhir.” Pria itu meregangkan kedua kaki Janet.

Tapi seperti kaki jenazah, kedua kaki Janet terpatri erat di lantai. Kaku dan keras. Pria itu mencoba lagi sekuat tenaga. Nihil.

“Apa dia tewas terhantam gagang pistol?”

Pria itu menempelkan telinganya ke dada Janet. Degup jantungnya masih terdengar.

Lalu pria itu meloncat karena terkejut.

Masih dengan mata tertutup, Janet menggerakkan kedua tangannya yang terikat kencang. Sekali sentak, kabel pengikat itu putus seperti benang terbakar api. Kedua mata Janet terbuka lebar-lebar, sepasang mata itu menatap dingin.

Gantian pria itu yang terpekik tertahan.

“Pergilah ke neraka, bajingan….,” seru Janet serak. Suaranya mirip suara nenek renta yang sedang sekarat.

Janet berdiri. Lalu raut wajahnya berubah. Urat-urat bertonjolan di situ. Kemudian di sepanjang tangan dan kakinya. Wajahnya pun membiru seperti mayat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun