James mengangguk dan memaksa diri untuk tersenyum. “Wah, anda sahabat jauh kakak saya. Dia sering menyebut nama anda….,”
Aku mencoba menetralkan diri dari suasana kikuk ini.
“Ehm.. eng... Sebenarnya…. Aku punya kawan yang… wajahnya benar-benar mirip dengan wajah istri Leo, Anna.”
James terhenyak.
“Kita harus bicara panjang, Nugie. Aku…. aku seorang psikiater. Aku khawatir memang Anna-lah yang anda maksud.”
Aku tercengang….
Pembicaraan itu kami lanjutkan di sebuah café mungil keesokan malamnya. James menjelaskan sesuatu yang membuatku merinding. Leo belakangan ini sedang tertekan karena merasa istrinya sedang menyembunyikan sesuatu. Mungkin sedang memiliki hubungan spesial dengan pria lainnya. Beberapa bukti mulai mengarah kesitu. Leo pun meminta bantuan James menyelidiki Anna diam-diam. James mengadakan investigasi kecil dan menemukan kemungkinan Anna memiliki kepribadian ganda. James baru akan menyelidiki lebih lanjut saat Leo keburu meninggal.
Peristiwa ini membuat James benar-benar terpukul. Penyesalan terbesarnya adalah tidak sempat memberitahukan kepada Leo mengenai “keadaan khusus” Anna tersebut.
“Dua hari terakhir ini handphone Rhein tidak aktif….,” kataku.
“Jika Rhein itu benar Anna. Bisa saja saat ini karakter Anna yang muncul ke permukaan…”
Aku meninggalkan café dengan gundah. Aku belum percaya sepenuhnya pada ucapan James. Aku lalu memuntir setir mobil ke arah apartemen Rhein. Aku memiliki kunci duplikat apartemennya.