Dengan cepat kita bisa mengetes kebenaran judul artikel ini. Mau sampling yang mudah? Coba cek teman-teman anda, lihat berapa banyak yang menggunakan OS (Operating System) besutan Google ini pada telepon cerdasnya. Hampir bisa dipastikan jumlah teman yang menggunakan Android jauh lebih banyak ketimbang yang menggunakan OS lain seperti iOS, Windows Phone atau varian OS lainnya.
Beberapa hari yang lalu Waiwai Marketing, konsultan pemasaran digital yang berbasis di Taiwan merilis data mengenai jumlah pengguna Android dan membandingkannya dengan pengguna iOS di kawasan Asia Tenggara. Data-data yang mereka olah bersumber dari medsos facebook pada enam negara yang jadi sampling yaitu Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia, Filipina dan Indonesia. Dari statistik enam negara tersebut nampak persentase pengguna Android cukup bervariasi. Namun secara keseluruhan terlihat Android benar-benar memenangkan market share se-Asia Tenggara.
Negara yang persentase pengguna Android-nya paling rendah adalah Singapura. Disana Android hanya menguasai pasar sebesar 58% saja. Kemudian secara berturut-turut diikuti oleh Vietnam (65%), Thailand (74%), Filipina (81%), Malaysia (82%), dan jawaranya adalah negeri kita tercinta, Indonesia, dengan market share 94%. Tidak usah heran, dengan potensi yang dimiliki, negara kita akhir-akhir ini makin sering dilirik para vendor teknologi informasi.
Kemudian jika mengamati dinamika pada lima negara terbesar di Eropa yaitu Inggris, Jerman, Perancis, Italia dan Spanyol, terlihat pengguna iOS besutan Apple terus menanjak. Dibandingkan akhir tahun 2014 lalu, pengguna iOS meningkat sebesar 1,8% sehingga akhir kuartal pertama 2015 telah memiliki market share 20,3%.
Pengguna Android di negeri Paman Sam, Amerika Serikat, lebih rendah lagi. Sampai kuartal pertama 2015 market share-nya hanya mencapai 58,1%.
Masing-masing OS memang memiliki kelebihan dan kekurangan. Kendati seringkali Android memiliki banyak bug, celah kemananan, kurang stabil, rakus “daya” dan aplikasinya dipenuhi iklan, OS ini identik dengan dengan perangkat ber-budget minimalis. Kita juga bisa dengan mudah menemukan aplikasi gratisan yang kompatibel dengan OS ini. Mungkin ini yang menyebabkan Android laris manis di negara-negara emerging market seperti Indonesia.
Sementara pengguna smartphone di kawasan seperti Eropa dan Amerika lebih cenderung memililih OS yang stabil dengan tingkat keamanan lebih tinggi kendati mesti merogoh kocek lebih besar.
Di Indonesia sendiri, Android dan aplikasi gratisannya telah berinkulturasi dengan gaya hidup masyarakat. Dengan bermodal jempol dan smartphone saja, saat ini kita dapat dengan mudah menemukan aplikasi yang menghibur, memudahkan pekerjaan bahkan bisa jadi alternatif pendapatan tambahan. Aplikasi buatan anak negeri pun semakin mudah kita temukan pada playstore. Jadi rasanya dominasi market share Android bisa juga membawa angin segar dari geliat teknologi informasi untuk masyarakat negeri ini .(PG)
___________________________________