Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Menghitung Rata-rata Pembaca Artikel Kita

5 April 2015   22:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:30 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berapa Rata-rata Pembaca Artikel Anda?

Memang menjadi blogger di rumah Kompasiana ini adalah pekerjaan yang dilakukan di sela-sela kesibukan. Namun bagi saya, menulis adalah sebuah “investasi” dengan caranya sendiri. Saya yakin banyak kompasianer yang sependapat. Oleh karena itu, saya memiliki target-target tertentu terhadap produksi artikel, juga kerap membuat dokumentasi nasib artikel demi artikel yang sudah ditayangkan. Ini untuk motivasi dan memacu produktivitas dalam menulis.

Track record sederhana dari setiap artikel ini membantu saya mengukur perkembangan performa tulisan saya. Memang bukan alat ukur yang valid apalagi dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Tapi paling tidak ada indikator-indikator yang bisa digunakan untuk memantau tanggapan pembaca terhadap artikel yang ditayangkan.

Oleh karena itu setiap kali tulisan di-publish saya selalu mencatat waktu penayangan, respon pembaca (hits, komentar) dan respon admin (Highlight, HL, voted). Selalu menarik mengintip perkembangan tulisan saya dengan cara menelisik riwayat pencatatan artikel tersebut dari waktu ke waktu.

Selama dua tahun, pencatatan sederhana ini banyak membantu saya mengamati dinamika Kompasiana dan meramu serta mengemas artikel demi artikel yang akan ditayangkan.

Sebagai contoh, alasan utama kita berbagi di Kompasiana adalah agar ide, konsep atau pemikiran kita bisa ikut dikecap oleh pembaca sekalian. Makanya penting untuk memantau perkembangan hits artikel yang kita tayangkan. Dengan membuat pencatatan, saya jadi bisa memantau rata-rata hits setiap artikelnya, baik rata-rata bulanan maupun tahunan. Rata-rata hits ini biasa meningkat jika pada bulan berjalan ada artikel yang disundul admin menjadi headline atau trending article, dan sebaliknya.

Waktu tayang pun berpengaruh terhadap hits artikel kita. Kompasianer mas Hilman pernah membahasnya secara detail pada salah satu artikelnya. Tapi sebelum itu saya selalu melihat fenomena kalau tulisan yang ditayangkan antara jam empat sore sampai jam tujuh malam cenderung mampu menyedot banyak pembaca. Apalagi jika diberi judul yang menarik atau aktual. Di atas itu traffic cenderung turun, kemudian sedikit naik lagi pada waktu tayang sekitar jam sembilan malam. Di atas jam sebelas malam pembaca sepi kembali.

Hari tayang pun memiliki pengaruh terhadap pembaca. Sepertinya warga Kompasiana banyak yang “keluar kota” pada saat weekend atau penanggalan sedang merah. Jumlah pembaca pada hari-hari itu relatif lebih sepi dari hari biasa. Jadi kita sudah bisa memperkirakan waktu tayang yang sesuai jika ingin artikel kita menyedot banyak hits, diluar bagaimana isi dan kualitas artikel yang hendak kita tayangkan.

Itu contoh salah satu komponen penulisan yang bisa disibak lewat indikator-indikator artikel yang saya rekam.

Kembali ke pertanyaan besar di atas, karena ada pencatatan saya bisa dengan mudah menjawabnya. Memang masih jauh dari pencapaian beberapa kompasianer senior dan kompasianer yang memang setiap menelurkan artikel langsung diserbu pembaca. Sampai Maret 2015, rata-rata pembaca Maret 214,42 pembaca per artikel dan rata-rata pembaca tahun 2015 sebesar 179,71 pembaca per artikel. Ini data untuk tulisan non-fiksi. Sementara untuk tulisan fiksi per Maret 2015, rata-rata pembaca Maret 77,22 pembaca per tulisan, dan rata-rata pembaca tahun 2015 sebesar 65,5 pembaca per tulisan. Saya memang sengaja memisahkan pencatatan untuk tulisan non-fiksi dan fiksi. Untuk tulisan non-fiksi, rata-rata pembaca tahunan memang masih lebih rendah dari pencapaian tahun 2014. Salah satu penyebabnya, tahun lalu itu tahun politik sehingga Kompasiana jadi ramai dengan “pedagang serta pembeli” fakta dan gosip politik. Tulisan-tulisan berbau politik pun cukup mudah menyedot hits.

Dibawah akan saya tampilkan alur sederhana membuat database tulisan sampai rekapitulasi rata-rata pembaca dalam bentuk grafik.

[caption id="attachment_407932" align="aligncenter" width="630" caption="Membuat pencatatan setiap artikel. Aplikasi yang digunakan MS Excel. Gambar: dokpri"][/caption]

[caption id="attachment_407934" align="aligncenter" width="630" caption="Menghitung rata-rata hits dengan membagi jumlah hits pada bulan berjalan dengan jumlah artikel pada bulan berjalan untuk rata-rata bulanan. Untuk rata-rata tahunan membagi jumlah hits selama satu tahun dengan jumlah artikel selama satu tahun. Gambar: dokpri"]

14282467741003035489
14282467741003035489
[/caption]

[caption id="attachment_407935" align="aligncenter" width="630" caption="Finally, inilah grafik rata-rata pembaca artikel kita. Gambar: dokpri"]

1428246894343615590
1428246894343615590
[/caption]

Bagus sebenarnya kalau tim IT Kompasiana kedepannya juga mampu mendesain tool-tool analytic sederhana untuk membantu Kompasianer memantau perkembangan respon pembaca terhadap tulisannya.  Ini harapan sekaligus doa bagi rumah kita bersama ini.

Salam “indahnya berbagi". (PG)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun