Malam bertahta gulana
langit sepi gulita
lalu perlahan kerlip merona.
.
Bintang-bintang pun muncul menghias cakrawala
membuat langit bertabir mutiara.
Malam jadi semarak bagai pesta
membangunkan penghuni bumi, kaum jelata.
.
Seruling dan gendang pun membahana
kaum jelata  berpesta
bersorak ria.
Menari tanpa air mata
sejenak melupa derita.
.
Sekejab cakrawala memerah.
Sengit berperang bintang-bintang di sana.
Guntur berdentum membahana
halilintar bersahutan membutakan mata.
Langit membawa badai ke segara
Badai ketakutan menggoncang semesta.
.
Bagai dewa,
Kaum jelata pun memilih bintang perang pujaannya
kendati harus berpisah dan berbeda .
Mereka pun mengangkat senjata
menabuh genderang yang sama
nyatakan perang kepada sesama.
.
Tombak dan pedang meminta darah
bumi banjir air mata
di mana-mana terdengar ratap dukacita.
Bocah kehilangan orang tua
orang tua kehilangan saudara.
.
Kemelut telah mencapai klimaksnya,
lalu sepi senyap melanda.
Badai yang menggoncang semesta seketika reda
langit bersih bagai permadani raksana.
.
Bintang-bintang kini sirna
diganti satu bintang, Sang Kejora.
Seluruh kaum jelata terharu, sujud menyembah.
.
Mereka telah melupakan perang dan pesta
Lalu teringat kembali pada derita. (PG)***********Semoga Pesta Rakyat tahun ini berjalan dengan baik sehingga sukses melahirkan pemimpin yang tidak pernah lupa pada rakyatnya. Rakyat melupakan pemimpinnya itu biasa, tapi pemimpin yang melupakan rakyatnya itu bahaya.