Istilah noise sering ditemukan dalam elektronika dan komunikasi data untuk menggambarkan gangguan pada jalur komunikasi sehingga sinyal yang dipancarkan transmitter mengalami distorsi begitu diterima receiver. Penyebab noise bermacam-macam. Bisa karena resistansi bahan jalur komunikasi yang tinggi, medan elektromagnetik dari luar sistem dan penyebab lainnya. Oleh kerena itu para pakar elektronika selalu berinovasi untuk merancang sistem yang mampu meredam noise sebaik mungkin. Semakin baik kualitas sistemnya, semakin baik pula kualitas sinyal yang diterima.
Konsep noise dalam sistem elektronika ini menarik untuk dikombinasikan dengan sistem komunikasi yang diterapkan dalam sebuah organisasi.
Komunikasi seringkali menjadi salah satu masalah mendasar yang mendera berbagai organisasi. Organisasi yang tidak memiliki manajemen komunikasi yang baik, mulai dari top sampai down manajemen atau sebaliknya, akan menemui kesulitan untuk berinovasi atau mengejar tujuan-tujuan organisasi tersebut.
Beberapa contoh masalah tersebut misalnya: target penjualan perusahaan tidak maksimal pencapaiannya karena sejumlah konsep strategis tidak tersosialisasi secara baik sampai ke staf penjualan paling bawah. Tingkat turnover karyawan cukup tinggi namun manajemen puncak tidak menemukan langkah yang efeketif untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, karena tidak menerima informasi yang akurat dari staf personalia di tingkat paling bawah. Pelanggaran atau kesalahan yang dilakukan oleh karyawan perusahaan pun tidak selalu disebabkan kelalaian mereka, tapi kadang akibat ketidakpahaman terhadap manual operasional perusahaan.
Emmet Murphy, seorang pakar kepemimpinan menulis teori mengenai jenis-jenis penghalang komunikasi yang dapat menghambat kinerja sebuah organisasi. Emmet pun menyebutnya sebagai noise. Teori Emmet ini mirip dengan teori noise pada sebuah sistem komunikasi teknik. Beberapa noise yang dapat menyebabkan terjadinya miskomunikasi dalam organisasi dan cara mengantisipasinya dipaparkan sebagai berikut:
- Resistensi (penolakan). Dalam ilmu bahan listrik, tingkat resistensi konduktor ikut menentukan kualitas sinyal yang ditransmisikan. Jika resistensinya tinggi maka kualitas sinyal yang diterima akan berkurang dan berlaku pula sebaliknya. Dalam organisasi, gaya manajemen puncak mengatasi konflik atau memberlakukan kebijakan baru mesti dilakukan secara bijaksana. Kendati profesionalitas kerja mesti dijunjung tinggi, kadang-kadang perbedaan suku, agama, budaya dan faktor-faktor sosial lainnya mengakibatkan terjadinya beberapa penolakan kecil maupun besar dalam organisasi. Semakin besar ketidakcocokan dalam organisasi, semakin tinggi peluang miskom dalam organisasi tersebut. Cara mengatasinya adalah menemukan metode-metode komunikasi yang tepat dalam organisasi. Dalam sebuah perusahaan misalnya, manajer perlu menyesuaikan cara penyampaian pesan lokalitas di cabang-cabang perusahaan tertentu.
- Interferensi (campur tangan). Noise jenis ini bisa lebih fatal pengaruhnya jika tidak dikelola dengan baik. Campur tangan berarti ada gangguan penyampaian informasi dalam birokrasi organisasi akibat pihak-pihak tertentu yang kepentingannya kurang sejalan dengan kepentingan organisasi. Misalnya: salah satu pemimpin puncak melakukan sabotase informasi atau menutup-nutupi informasi penting yang dapat mempengaruhi jalannya organisasi. Kasus ini sering terjadi pada organisasi yang memiliki konflik kepentingan antara orang-orang di dalamnya. Namun jika pemimpin organisasi mampu melihat peluang, keadaan ini dapat dibalik menjadi keadaan yang menguntungkan organisasi. Pelaku-pelaku noise jenis ini pada umumnya orang-orang yang ambisius dan cerdas, sehingga jika energi mereka mampu disalurkan secara positif dapat berguna untuk memajukan organisasi. Sebaliknya, jika pemimpin tidak mampu menangani mereka para pelaku sebaiknya disingkirkan saja dari organisasi sebelum terjadi hal yang lebih buruk.
- Loss (pelemahan). Pembicaraan-pembicaraan strategis yang diputuskan pada tingkat manajemen paling atas, seringkali tidak sampai pada tataran manajemen paling bawah sebagaimana mestinya. Nasib nilai-nilai yang menyertai branding sebuah organisasi juga seringkali serupa, sosialisasinya tidak sampai pada manajemen paling bawah. Apalagi bila birokrasi organisasi begitu panjang dan kompleks. Salah satu penyebabnya adalah pada setiap level birokrasi, pesan-pesan tersebut mengalami pelemahan. Pada rangkaian listrik, pelemahan ini terjadi disepanjang jalur pembawa sinyal listrik. Oleh karena itu para desainer rangkaian elektronika seringkali menggunakan rangkaian penguat sinyal untuk memastikan sinyal tersebut sampai pada penerima dengan baik. Jika dikaitkan dengan manajemen, pimpinan organisasi mesti memikirkan strategi untuk memastikan pesan dari atas sampai ke bawah tanpa distorsi yang berarti. Akhir-akhir ini banyak pemimpin perusahaan yang sudah mulai meninggalkan cara-cara komunikasi konvensional dan menggunakan perkembangan teknologi untuk mengoptimalkan komunikasi. Cara lain adalah memangkas birokrasi organisasi yang tidak perlu.
- Penyimpangan. Noise ini terjadi jika ada begitu banyak informasi yang dikirimkan dan diterima tingkat-tingkat organisasi tertentu secara bersamaan. Dari sudut pandang pengirim pesan, misalnya pemimpin organisasi, mereka harus memikirkan strategi agar pesan mereka dapat sampai pada divisi yang tepat dan diinterpretasi dengan baik di tengah-tengah derasnya arus informasi. Gangguan komunikasi ini sering terjadi dalam organisasi yang besar dengan divisi yang kompleks. Tugas para pemimpin adalah menyederhanakan dan memberi garis bawah pada informasi-informasi penting. Cara-cara mengatasi loss (noise nomor 3) juga dapat dilakukan pada situasi yang sesuai.
Dengan mengenal noise atau gangguan yang mampu mempengaruhi kualitas komunikasi dalam organisasi, para pemimpin dapat merancang strategi yang tepat untuk mengantisipasinya. Dengan lalu lintas komunikasi yang baik, diharapkan seluruh stakeholder organisasi mengetahui posisi organisasi terkini termasuk kontribusi yang dapat mereka lakukan untuk mengembangkan organisasi sesuai kapasitas masing-masing. Penanganan masalah atau manajemen konflik juga dapat dilakukan dengan presisi dengan komunikasi yang baik pada seluruh level birokrasi. Dengan demikian organisasi dapat bergerak dengan maksimal mencapai tujuan organisasi tersebut. (PG)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H