Aku sadar, aku tipe orang yang doyan mengingkari appointment yang telah aku buat sebelumnya. Korbannya bukan saja sales asuransi, agen MLM atau kawan lama yang hendak bertemu. Aku pernah secara “tak sengaja” lupa menghadiri presentasi produk dari rekanan gara-gara “sengaja” mematikan alarm pada sebuah hari Minggu yang sungguh nyaman dipakai tiduran sepuasnya. Aku juga pernah “lupa” pada janji mau menjemput pacar di sebuah mall usai ritual shopping mingguan-nya gara-gara “ingat” aku sudah punya tiket film Golden Cane, yang sayang untuk dilewatkan.
Bukan mereka saja. Aku pernah hampir dipecat gara-gara lupa pada janji menemani bos makan bersama calon klien besar dari Bangkok. Untunglah sehari kemudian, aku juga lupa pada janji menemani bos bertemu manajer penjualan baru dari perusahaan rekanan kami. Karena mereka bertemu berdua saja, mereka jadi sukses melanjutkan pembicaraan bisnis dari lobi restoran ke kamar hotel yang hangat di seberang restoran tersebut. Dan bos sangat berterimakasih karena aku abai pada appointment yang satu itu. Aku pun tidak jadi dipecat.
Lalu aku sadar, aku bukan saja doyan mengingkari appointment dengan orang lain. Aku ternyata juga gemar mengabaikan appointment yang aku buat dengan diriku sendiri.
Setiap awal bulan aku membuat target akan menyelesaikan 10 laporan penjualan dalam seminggu, namun sampai akhir bulan aku bahkan tidak sanggup menyelesaikan 20 laporan. Dua tahun lalu aku telah berikrar akan membangun tabungan dengan menyisihkan pendapatan dua juta per bulan agar tahun ini aku sudah bisa melamar Aisha cewek yang masih betah menjadi kekasihku, namun sampai hari ini tabunganku bahkan tidak cukup untuk membeli sebuah motor bebek second sekalipun. Lima tahun lalu aku berjanji pada diriku sendiri, setelah bekerja tiga tahun, aku harus mampu menjadi manajer cabang. Tapi lihatlah, sampai hari ini posisiku hanya mentok sebagai supervisor saja. Itupun dengan riwayat pelanggaran yang membuat aku menjadi supervisor yang paling terancam posisinya dibanding supervisor lainnya.
Akhirnya barusan ini aku kena karmanya. Ada yang juga melalaikan appointment denganku. Kami sudah membuat janji beberapa tahun lalu, kalau dia datang jangan sampai membuat aku kesulitan melakukan aktivitas rutinku. Setiap tahun dia selalu patuh pada perjanjian kami. Tapi tahun ini kedatangannya seperti membawa malapetaka. Sudah dua hari ini tidak bisa kemana-mana selain ngendon di loteng sambil meratapi nasib, sekaligus menghitung berapa banyak lagi appointment yang aku lewatkan selama dua hari ini.
________________________________
[caption id="attachment_396092" align="aligncenter" width="480" caption="gambar dari facebook endie untung"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H