Sekolah libur panjang selama dua minggu. Saya bertanya-tanya kepada diri sendiri, selama libur akan belajar apa? Saya kemudian membuka buku di iPusnas (Perpustakaan Nasional RI Digital). Dan sengaja mencari buku dengan judul "Overthinking" kemudian ketemu buku berjudul "Hello, Overthinking". Saya membaca buku tersebut selama dua hari, karena halaman nya memang sedikit. Tapi saya merasa seakan-akan mendapat pencerahan bagi hidup saya yang menurut pikiran semakin ruwet. Saya berhasil mengatasi setiap kali overthinking muncul. Begini ringkasannya.
Sejak Kapan Awal Mula Isu Kesehatan Muncul?
Trend isu kesehatan mental dalam tiga tahun ini semakin meningkat. Lihat saja dalam pencarian google trends dari tahun 2020 s.d. hari ini dengan keyword "kesehatan mental" menanjak tajam. Majunya teknologi dan internet membuat informasi dapat diakses serba cepat. Pikiran seringkali terpicu memikirkan banyak hal. Kadang hal yang kita anggap sepele dapat menjadi beban bagi sebagian orang. Dan itu nyata.Â
Kenapa bisa begitu? Karena kita berbeda. Masing-masing dari kita menjalani hidup yang berbeda. Pengalaman, latar belakang keluarga, pasti berbeda. Ada orang yang gara-gara lupa menyimpan gunting kuku bisa memicu, ada juga yang kehilangan uang 100 juta biasa-biasa saja. dan masih banyak sumber kekhawatiran lain yang masing-masing orang berbeda dalam menghadapinya.
Pikiran yang terus memikirkan segala sesuatu bukannya membantu dalam hidup tapi malah menyebabkan dampak berbahaya bagi kita  disebut overthinking. Manusia memang dibekali pikiran untuk menjalani hidupnya. Akan tetapi dengan pengertian di atas ternyata pikiran yang berbahaya adalah yang terus menerus dipikirkan sampai membuat relasi dengan orang di sekitar rusak, tidak mampu mengambil keputusan karena terlalu banyak pertimbangan, terus merasa bersalah karena mengambil keputusan di masa lalu. Jika kekhawatiran tersebut dibiarkan dan tidak segera diatasi dapat memicu rasa depresi hingga keputusan negatif lainnya.Â
Dari mana overthinking muncul?
Overthinking muncul dari akibat melamun yang tidak diikut sertakan dengan tindakan nyata. Ada masalah malah terus dipikirkan masalahnya tanpa di cari solusinya. Dan seringkali di mulai dengan kata "Bagaimana jika....". Contohnya: Sepulang kerja tetangga kita yang tadi pagi masih senyum sapa dengan kita, pas tadi ketemu malah membuang muka dan diam saja. Lalu tiba-tiba pikiran kita bercabang dan memunculkan banyak pertanyaan, Bagaimana jika ternyata ada masalah yang tidak saya sadari?Â
Bagaimana Jika nanti putus silaturahmi dengan tetangga? Bagaimana Jika ternyata tetangga benar-benar marah sehingga ada niat jahat kepada keluarga kita?. Hal-hal tersebut merupakan prasangka kita sendiri. Padahal kalau dicari solusi nya dibarengi dengan tindakan nyata kita hanya cukup mendatangi tetangga dan berkomunikasi dengan nya. Pikiran bercabang tidak baik jika berlebihan tanpa diiringi solusi dan tindakan nyata. Fokuslah pada hal-hal yang bisa kita kendalikan. Yaitu Pikiran Kita, Gerakan Kita, perasaan kita, atau segala hal yang ada dalam diri kita. Â
Overthinking juga bisa muncul dari akibat ketidakmampuan kita untuk mengenali prasangka dibanding fakta yang terjadi. Fakta adalah segala sesuatu yang sudah terjadi dan ditemukan lewat bukti-bukti dari tangkapan panca indera. Sedangkan Prasangka hanya menerka-nerka terhadap kejadian yang terjadi tanpa adanya bukti atau menambahkan sesuatu yang sebetulnya kurang yakin benar-benar terjadi.
Cara mengatasi overthinking
Pertama adalah sadari bahwa kamu sedang overthinking. Ketika pikiran kamu bercabang tidak karuan segera sadari dan bilang pada pikiranmu untuk berhenti. setelah itu tarik nafas panjang dan cobalah untuk fokus ke saat ini. setelah tenang lihatlah apa yang menjadi fakta dari sebuah masalah kemudian cari solusi yang paling bisa kita kerjakan. setelah itu segera lakukan tindakan nyata dari solusi yang sudah kita temukan.