Selama masa pandemi, tak terhitung berbagai macam aktivitas yang bermigrasi ke online. Rapat, Â belajar, Â segalanya serba online. Aktivitas di tempat itu, Â namun secara maya berkumpul dalam ruang digital. Dunia menjadi sempit dan jarak tak lagi melambatkan komunikasi.Â
Selama itu tak terhitung saya, Â dan orang-orang di sekitar belajar memahami dunia online. Teknologi kini menjadi tuntutan sehari-hari. Handphone yang dipegang selama ini, Â setara komputer di masa lalu bahkan lebih canggih. Dari yang gaptek menjadi altek (ahli teknologi)Â
Saya melihat bahwa dunia sedang bergerak maju dalam arus perubahan yang sangat cepat. Â Pandemi ini pemicu nya. Dahulu sangat sulit bermigrasi kepada dunia digital. Â Namun dengan ada nya pandemi ini, Â setiap orang belajar kembali. Memanfaatkan teknologi dengan murah namun tidak menghilangkan esensinya. Â Studi banding keluar kota misalnya, Â daripada menghabiskan biaya mahal, Â cukup dengan video conference sudah bisa terhubung dan bertukar pikiran.Â
Akhirnya saya pun ikut juga terpengaruh dengan gaya hidup semacam itu. Â Pelan-pelan, Â saya bermigrasi untuk berpikir untuk eksis di ruang digital. Â Setiap tindakan pasti saya akan berpikir bagaimana ini bisa dilakukan di ruang virtual. Dibalik musibah terdapat anugrah. Â Setiap episode yang terjadi dalam hidup kita seperti sepasang mata koin. Pastikan kamu mengambil hikmah dan memanfaatkannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H