Mohon tunggu...
Pian Firman Hidayat
Pian Firman Hidayat Mohon Tunggu... Guru - Guru di SDN 1 Bojong Timur | Hipnoterapsit | Jasa Web

I like simple life.. Follow IG @rdpian. Zen Enthusiast www.pwkbelajar.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tantangan Hari 26 Harta Tak Menjamin Bahagia

8 Juli 2021   22:10 Diperbarui: 8 Juli 2021   22:15 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Harta kepemilikan ditandai dengan berdirinya era baru setelah manusia mengenal produksi dan barter. Awalnya manusia mungkin menghasilkan hanya untuk kebutuhan sendiri. Lambat laun manusia memperoleh cara untuk menukar dengan sesuatu dan jadilah saat ini uang sebagai alat tukar yang sah.

Kepunyaan pribadi kemudian disebut harta. Ada harta diam dan harta bergerak.  Mula nya manusia mengumpulkan harta untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup. Setelah itu manusia terus mengejar keinginan yang tak pernah puas. Takkan  pernah sadar sampai saat manusia menyesal,  barulah mereka sadar. 

Lacan pernah menyebut ini dalam istilah nya 'objek a'. Manusia digerakkan oleh sistem tak sadar dalam rangka memenuhi dirinya dengan objek a dalam suatu objek yang hilang dari dirinya. Dalam proses pemenuhannya,  manusia akan menjadi cemas jika objek a tak terpenuhi. Karena itu,  manusia tak sadar berusaha lari dari kenyataan dan hanya ingin mendapat kenikmatan tanpa bersandar pada kebutuhan. 

Melalui paradima seperti di atas,  Kasus pasangan selebriti yang terjadi sekarang ini dapat dengan mudah kita mengerti. Di alam sadar kita mungkin tidak akan pernah menduga bahwa pasangan ini selain ganteng dan cantik,  juga tajir melintir. Kurang apalagi coba,  hanya dengan jentikkan jari, harta yang melimpah,  dapat dengan mudah membeli barang branded,  berlibur setiap minggu ke bali. 

Akan tetapi,  saat merekkan digerakkan oleh sistem tak sadar, maka mereka mencari sesuatu yang dapat memenuhi diri nya tapi apa yang mereka kira dapag memenuhi malah menjadikan mereka tak pernah puas,  persis seperti meminum air laut sehingga selalu merasakan haus. 

Saudaraku,  jika engkau ingin terbebas dari itu,  kenalilaj dirimu. Kenalilah sistem tak sadar yang engkau miliki,  dan sadarilah,  mana keinginan yang tak kan pernah membuatmu puas,  dan alihkan untuk senantiasa berada dalam kebaikan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun