Mohon tunggu...
Noviant Nu Ghost
Noviant Nu Ghost Mohon Tunggu... Teknisi - Engineer

Sudah "Tidak" terdeteksi sebagai Mahasiswa Jurusan Mesin '09 Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Saat ini sudah berkembang menjadi seorang pekerja keras & cerdas yang terdaftar resmi sebagai karyawan tetap di perusahaan Asing milik Jepang yang berkembang di bidang sektor Konstruksi sub sektor Mekanikal & Elektrikal.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Masjid Agung Kotagede, The Old Mosque at the Old Town

30 Mei 2011   12:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:03 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kotagede adalah salah satu kota tua di Jogjakarta. Dahulu, Kotagede adalah ibukota Kerajaan Mataram Islam yang dipimpin oleh Sultan Agung. Banyak peninggalan bersejarah dapat ditemukan di sana. Salah satu bangunan bersejarah adalah Masjid Agung Kotagede. Bangunan ini merupakan masjid tertua di Yogyakarta.

Masjid Kotagede dibangun pada saat Kerajaan Mataram sekitar 1640. Sultan Agung membangun masjid bersama-sama dengan masyarakat setempat yang umumnya mereka saat itu beragama  Hindu dan Budha. Jadi tak heran bila masjid itu juga dipengaruhi oleh gaya Hindu dan Budha.

Ini sangat menarik ketika Anda memasuki suasana tenang tempat ini. Di halaman masjid, Anda dapat menemukan sebuah pohon beringin tua yang telah mencapai ratusan tahun umurnya. Yang bernama'' Wringin Sepuh''yang berarti''beringin tua''.  Banyak masyarakat yang menganggap bahwa pohon ini sebagai pembawa berkah. Anda juga dapat menemukan parit yang mengelilingi masjid. Di masa lalu, parit ini digunakan sebagai tempat wudhu. Tapi sekarang digunakan sebagai sebuah tambak.

Di tengah bangunan adalah limasan (bangunan Jawa berbentuk seperti piramida) terlihat dibagi menjadi dua, yaitu inti dan serambi. Pada bagian luar masjid, Anda dapat menemukan Bedug lama. Bedug tua  ini usianya tidak kalah dengan masjidnya. Dahulu bedug ini adalah hadiah dari Nyai Pringgit. Sampai sekarang, masih terdengar  sebagai penanda waktu sholat. Sebuah mimbar untuk berkhotbah yang terbuat dari bahan kayu yang diukir indah dapat dijumpai di bagian dalam masjid. Mimbar ini adalah hadiah dari Sultan Palembang kepada Sultan Agung.

Berjalan di sekitar halaman masjid Anda akan melihat perbedaan di dinding sekitar bangunan masjid. Ada batu seperti marmer yang permukaannya hanya ada pada satu sisi dan Anda bisa melihat java script.
Masjid ini tidak terlalu jauh dari Pasar Kotagede. Anda dapat menggunakan kendaraan pribadi Anda, untuk membuat Anda mencapai tempat ini. Anda hanya perlu sedikit kesabaran ketika melewati jalan di depan Pasar Kotagede karena daerah ini kerap sering terjadi kemacetan lalu lintas.

Masjid ini masih terlihat hidup sampai hari ini. Warga setempat masih menggunakannya sebagai tempat untuk melakukan kegiatan keagamaan. Pada hari-hari besar islam akan terlihat banyak warga yang berziarah ke tempat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun