Mohon tunggu...
Vivit Evi
Vivit Evi Mohon Tunggu... Administrasi - GURU SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM

Menulis untuk menciptakan sejarah masa kini

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Filsafat Sejarah Petirim Sorokin**

28 Januari 2015   18:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:13 1196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

BAB I
PENDAHULUAN
Jiwa dari teori-teori sejarah beranggapan bahwa sejarah itu merupakan suatu gerak yang tumbuh dan berkembang secara evulusi, yaitu perubahan secara alami. Karena menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lampau secara berurutan. Urutan atas seccession merupakan pokok teori untuk menggambarkan gerak sejarah.
Sejarah adalah sejarah manusia, peran sejarah hanya manusia, penyusun sejarah adalah manusia  dan peminat sejarahpun juga manusia. Maka manusialah yang harus dipandang  sebagai inti masalahnya.
Oleh sebab itu dapat dipahami  bahwa masalah itu dipandang sebagai akibat dari pandangan manusia tentang dirinya, yaitu
a.    Manusia bebas menentukan nasibnya sendiri, disebut otonomi.
b.    Manusia tidak bebas menentukan nasibnya, nasib manusia ditentukan oleh kekuatan di luar pribadinya, disebut heteronomi.
Paham bahwa manusia itu otonom dalam filsafat disebut Determinisme.
Sehingga sejarwan mengenai gerak sejarah ini menimbulkan beberapa aliran dan teori filsafat sejarah. Seperti nanntinya ada gerak sejarah pandangan dari Santo Agustinus, Karl Marx, Ibn Khaldun, August Comte, Oswald Spengler, A.J Toynbee, Petirim Sorokin, DLL. Namun dalam makalah ini akan lebih dikerucutkan pada satu tokoh biografi dan pandangan gerak sejarah menurut Petirim Sorokin.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Teori Gerak Sejarah
Ada beberapa  teori yang dikemukakan para pakar bidang ini berkenaan dengan gerak sejarah, yaitu:
a.    Teori Siklus
Teori Siklus berpendapat  bahwa sejarah itu  bergerak melingkar. Setiap peristiwa historis akan selalu berulang kembali. Semboyan terkenal akan selalu berulang kembali.  Semboyan terkenal dalam teori ini adalah I’histoire se repete, artinya sejarah itu berulang apa yang dulu pernah terjadi akan terulang kembali baik di masa sekarang  maupun dimasa yang akan datang. Teori ini lahir berdasarkan alam pikiran Yunani yang menyebutkan bahwa negara dan kebudayaan itu timbul dan tenggelam dalam urutan ulangan yang sama. Ibarat tanaman, negara dan kebudayaan itu tumbuh, berkembang, mati kemudian mati.
Teori Siklus terkadang disebut juga teori biologis yaitu bahwa kebudayaan itu mempunyai fase-fase umur seperti halnya manusia, yaitu masa kank-kanak, masa remaja dan masa dewasa. Pembagian fase ini didasarkn kepada asumsi bahwa jiwa manusia memanisfestasikan potensinya pada alam nyata yang mengambil bentuk masyarakat atau bangsa. Dari sini lahir suatu kebudayaan yang akan mengalami pertumbuhan, keemasaan dan kemudian masa kejatuhan, sebagaimana biologis manusia. Pada  sisi lain, teori siklus juga sering  disebut sebagai teori lingkaran abadi, bahwa tidak ada sesuatu yang baru dalam peristiwa sejarah. Segala sesuatunya akan terus berulang secara abadi.
b.    Teori Einmalig
Teori ini beranggapan bahwa Sejarah itu berjalan sekali saja. Apa yang terjadi dimasa lampau tidak akan terulang lagi, baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang. Peristiwa masa lampau tidak dapat dianalogkan dengan peristiwa masa sekarang. Sebab sejarah tidak dapat diulang dan segala sesuatu terjadi hanya sekali saja atau einmalig.
c.    Teori  Linier
Teori Linier berasal dari pemikiran antroposentris tentang sejarah, bahwa segala peristiwa  didunia dipandang sebagai berpusat pada manusia. Awal dari akhir peristiwa  historis dihubungkan oleh suatu rentetan peristiwa yang einmalig. Sejarah digambarkan sebagai proses perkembangan dari kurang sempurna menuju kesempurnaan sebagai garis lurus. Maka sejarah dalam teori ini terletak pada proses menuju kearah kesempurnaan. Teori linier terkadang disebut dengan the idea of progress. Karena kemajuan(progress) adalah ciri utamanya, yaitu proses pergerakan dari awal dalam dimensi waktu pertama melalui dimensi waktu  kedua menuju tujuannya, yakni akhir zaman dimensi ketiga. Hanya saja kemajuan dalam teori ini bersifat horizontal. Dengan demikian, gerak sejarah tidak lagi merupakan putaran, akan tetapi merupakan garis lurus yang bersifat mendatar menuju kesempurnaan.
d.    Teori Spiral
Teori spiral dapat dikatakan sebagai perpaduan antara teori siklus dan linier. Bahwa sejarah itu memang se repete. Berulang terus, tapi perulangan itu dalam lingkaran spiral yang meningkat dan menaik ke arah kemajuan dan kesempurnaan. Sejarah dipandang sebagai garis lurus menuju progres dan perfeksi..
B.    BIOGRAFI PETIRIN SOROKIN(1889-1968)
Peterin Sorokin dengan nama lengkap Pitirim Alexandrovich Sorokin lahir di Rusia pada 21 Januari 1889. Beliau adalah seorang akademis dan aktivis politik di Rusia, ia beremigrasi dari Rusia ke Amerika Serikat pada tahun 1923. Ia mendirikan Departemen Sosiologi di Universitas Harvard. Ia terkenal untuk sumbangannya kepada teori siklus sosial.
Pitirim menempuh pendidikan di Universitas St Petersburg setelah itu ia mengajar pada bidang sosiologi dan hukum. Sorokin dipenjarakan tiga kali oleh rezim tsar Rusia Kekaisaran; selama Revolusi Rusia ia adalah seorang anggota dari Alexander Kerensky ‘s Pemerintahan Sementara Rusia. Setelah Revolusi Oktober dia terlibat dalam kegiatan anti-Komunis, yang kemudian ia dijatuhi hukuman mati oleh pemerintah Komunis yang menang pada saat itu. Namun ia berhasil lari ke pengasingan dan bebas dari hukuman. Pada 1923 ia beremigrasi ke Amerika Serikat dan menetap secara tetap pada tahun 1930. Sorokin adalah profesor sosiologi di University of Minnesota (1924-30) dan di Universitas Harvard (1930-55), di mana ia mendirikan Departemen Sosiologi.
Tulisannya mencakup luasnya sosiologi; yang kontroversial teori proses sosial dan tipologi historis budaya yang diuraikan dalam Dinamika Sosial dan Budaya dan banyak karya lain. Dia juga tertarik pada stratifikasi sosial, yang sejarah teori sosiologis, dan perilaku altruistik. Sorokin adalah penulis buku seperti Krisis usia kita dan Power dan moralitas, tetapi magnum opus adalah Dinamika Sosial dan Budaya (1937-1941). Teori lazimnya memberikan kontribusi kepada teori siklus social dan terinspirasi banyak sosiolgi. karangannya yang terkenal adalah: Social Cultural and Dynamics (1941), The Crisis of Our Age (1941), dan Society, Culture and Personality (1947).
C.    GERAK SEJARAH MENURUT PETERIN SOROKIN
Sorokin memusatkan perhatiannya pada tingkat budaya, dengan menekankan pada arti, nilai, norma dan symbol sebagai kunci untuk memahami kenyataan social-budaya. Sorokin juga menekankan adanya saling ketergantungan antara pola-pola budaya. Ia percaya bahwa masyarakat adalah suatu sistem interaksi dan kepribadian individual.
Tingkat tertinggi integrasi sistem-sistem sosial yang paling mungkin didasari pada seperangkat arti, nilai, norma hukum yang secara logis dan konsisten mengatur interaksi antara kepribadian-kepribadian yang ada didalam masyarakat. Tingkat yang paling rendah dimana kenyataan sosial-budaya dapat dianalisa pada tingkat interaksi antara 2 orang atau lebih.
Dalam karyanya “Social and Cultural Dynamics” 1941. Ia menyelidiki pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan seperti halnya Toynbee tetapi ia tidak sependapat, bahkan menganggap Toybee kurang menghargai kenyataan sejarah.
. Sorokin mengemukakan teori yang berlainan, ia menerima teori siklus seperti hukum fatum ala Oswald Spengler dalam karya yang berpengaruhnya Der Untergang des Abendlandes (Decline of the West) atau Keruntuhan Dunia Barat/Eropa dan Spengler meramalkan keruntuhan Eropa yang didasarkan atas keyakinan bahwa gerak sejarah ditentukan oleh hukum alam. Juga bahwa kehidupan sebuah kebudayaan dalam segalanya sama dengan kehidupan tumbuhan, hewan, manusia dan alam semesta. Persamaan itu berdasarkan kehidupan yang dikuasai oleh hukum siklus sebagai wujud dari fatum. Namun Sorokin  menolak teori Karl Marx. Sorokin juga menolak teori Agustinus, seperti kepada teori Toynbee yang menuju ke arah Kerajaan Tuhan. Ia menilai gerak sejarah dengan gaya, irama dan corak ragam yang kaya raya dipermudah, dipersingkat dan disederhanakan sehingga menjadi teori siklus. Sorokin menyatakan bahwa gerak sejarah menunjukkan fluctuation of age to age, yaitu naik turun, pasang surut, timbul tenggelam. Ia menyatakan adanya cultural universal dan di dalam alam kebudayaan itu terdapat masyarakat dan aliran kebudayaan. Di alam yang luas ini terdapat 3 tipe yang tertentu, yaitu:

a. ideational, yaitu kerohanian, ketuhanan, keagamaan, kepercayaan.
b. sensate, yaitu serba jasmaniah, mengenai keduniawian, berpusat pada panca indera.
.c. perpaduan antara ideational-sensate, yaitu idealistic, yaitu suatu kompromis.
Tiga jenis kebudayaan adalah suatu cara untuk menghargai atau menentukan nilai suatu kebudayaan. Menurut Sorokin tidak terdapat hari akhir seperti pendapat Agustinus, tidak ada pula kehancuran seperti pendapat Spengler. Ia hanya melukiskan perubahan-perubahan dalam tubuh kebudayaan yang menentukan sifatnya untuk sementara waktu. Apabila sifat ideational dipandang lebih tinggi dari sensate dan sifat idealistic ditempatkan diantaranya, maka terdapat gambaran naik-turun, timbul-tenggelam dan pasang-suruta dalam gerak sejarah tidak menunjukkan irama dan gaya yang tetap dan tertentu. Sorokin dalam menafsirkan gerak sejarah tidak mencari pangkal gerak sejarah atau muara gerak sejarah, ia hanya melukiskan prosesnya atau jalannya gerak sejarah.

CATATAN:

**presentasi perkuliahan mata kuliah filsafat sejarah UIN SUNAN AMPEL SURABAYA jurusan Sejarah dan Peradaban Islam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun