Polemik Pasangan 02 dalam Pemilihan Presiden 2024
Mundur kebelakang pada beberapa bulan yang lalu, Indonesia gampar dan panas akan isu naiknya calon presiden dan akil presiden pada masa PILPRES 2024. Situasi yang wajar ketika masa pemilihan hadir karena ketatnya persaingan diantara calon-calon yang akan maju. Salah satu isu yang menjadi perbincangan nasional saat itu bahkan akhirnya menjadi sentilan dan perhatian mancanegara adalah pasangan Prabowo-Gibran. Peluang Gibran maju sebagai bakal calon wakil presiden yang dipermasalahkan dikarenakan putusan MK yang membuka gerbagn pada ruang kepala daerah maju di pemilihan presiden meski belum berusia 40 tahun.
Tentunya putusan ini memicu pro dan kontra, bahkan tak sedikit tuaian kritik karena dinilai lembaga ini melampaui kewenangannya. Sejumlah pihak baik dari masyrakat atau pejabat kenegaraan menyebutkan bahwa putusan MK ini semestinya menjadi wilayah pembentuk undang-undang, yakni pemerintah dan DPR. Selain dinilai melampaui kewenangannya, MK juga dianggap tidak konsisten dengan putusannya tersebut. Mengutip dari Kompasiana yang dibuat oleh Yohan Wahyu, Ketua Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum UGM Zainal Arifin Mochtar dalam artikelnya di Kompas, Selasa (17/10/2023), menyebutkan, salah satu tidak konsistennya MK kelihatan dengan kedudukan hukum (legal standing) dari pemohon uji materi yang dikabulkan.
Menurut Zainal, MK yang biasanya ketat dengan legal standing tiba-tiba menerima legal standing ”hanya” dengan alasan pemohon uji materi adalah seorang pengagum Wali Kota Surakarta. Reaksi publik yang semakin panas dan tentunya bersikap negatif atas putusan MK ini juga tidak bisa dilepaskan dengan opini yang berkembang bahwa upaya uji materi tersebut memang diperuntukkan guna memberi jalan politik bagi Gibran, putra sulung Presiden Joko Widodo, untuk berlaga di pemilihan presiden. Hal ini diungkapkan berbeda halnya dalam putusan syarat batas usia capres-cawapres yang disampaikan oleh Wakil Ketua MK Saldi Isra. Akhirnya, sikap Saldi ini pun ditindak lanjuti ke Majelis Kehormatan MK oleh sejumlah advokat karena dinilai menodai dan menjatuhkan harkat martabat MK. Yang menjadi point besar terkait isu ini adalah adanya praktik Dinasti Politik yang lingkupnya luas dan besar.
Bagaimanapun, bicara soal politik dinasti masih dipandang negatif oleh publik. Sebagian besar responden memandang politik dinasti ini cenderung lebih mengedepankan kepentingan (politik) keluarga dibandingkan kepentingan masyarakat ditambah dengan kualitas yang tidak didukung dengan baik. Tidak heran jika kemudian separuh lebih publik dalam berbagai media digital bahkan hingga turun ke jalan menyatakan tidak setuju dengan praktik politik dinasti ini. Melanjuti kondisi PILPRES 2024 dengan berbagai polemik yang terjadi, masuk pada pemilihan yang akhirnya menjadi suatu plot baru di tahun pemilihan ini, LSI menyebar hasil survei yang menggunakan simulasi surat suara pemilihan presiden dan wakil presiden, pasangan Prabowo-Gibran diproyeksikan akan mendapat dukungan suara 51.9 persen, disusul pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 23,3 persen, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD 20,3 persen, belum memberikan jawaban 4,4 persen. Publik saat itu tentu getar dengan hasil yang ada, karena berbagai ketakutan dan amarah akan adanya dinasti politik ditambah dengan melihat bahwa banyak artis dan juga tokoh masyarakat yang mendukung secara terang-terangan pada pasangan ini. Buzzer yang biasa ada pun menjadi saingan besar para pendukung pasangan lain karena secara data visual, pasangan ini dianggap tidak kompeten dan hanya menjual gimmic dari visi misi serta program kerjanya, hingga banyak pernyataan dari publik yang menganggap bahwa dari hasil suara ini merupakan kehancuran bagi politik dan nasib bangsa Indonesia.
Akun Fufufafa Yang Naik Kepada Publik
Terpilihnya pasangan Prabowo-Gibran yang tak juga meredupkan tuaian kontra masyarakat Indonesia didukung dengan unggahan akun Fufufa yang belakangan ini ramai dibincangkan publik. Unggahan lama akun Fufufafa kembali dimunculkan di berbagai media sosial pada akhir Agustus lalu, dan terus meluas sampai hari ini. Isinya antara lain pernyataan negatif terhadap tokoh-tokoh politik, termasuk presiden terpilih, Prabowo Subianto. Sejumlah warganet awalnya sebatas mencurigai akun tersebut dikelola Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo. Namun, Gibran membantah kepemilikan akun Fufufafa dengan mengatakan, “Ya, tanya yang punya akun. Kok ke saya?”. Padahal jelas sudah banyak masyarakat yang mencari tahu dengan dalam dan mengungkap bahwa akun tersebut milik Wakil Presiden Indonesia saat ini, namun memang Gibran tidak memberikan statement yang menyetujui bahwa akun itu adalah miliknya, hal ini dibuktikan dengan bukti bahwa adanya hubungan antara akun Fufufafa dengan Gibran melalui cuitan dari akun Chili Pari Catering, yaitu @Chili_Pari.
Sejumlah tangkapan layar yang belum bisa diverifikasi menunjukkan kemiripan cuitan antara kedua akun tersebut. Adapun @Chilli_Pari diduga milik Raka Gnarly, yang ditengarai warganet memiliki akun X (dulunya Twitter) @rkgbm. Akun ini yang disebut-sebut milik Gibran. Warganet berupaya melakukan verifikasi, salah satunya dengan mengidentifikasi nama email serta termasuk nomor telepon yang diduga milik Gibran. Namun, BBC News Indonesia tidak dapat memverifikasi dugaan hubungan antara akun Fufufafa dan Gibran. Terakhir, jika isu ini tidak ditangani dengan baik, kepercayaan publik terhadap Gibran sebagai wapres terpilih dapat menurun. Masyarakat mungkin meragukan kemampuannya untuk memimpin dan mengambil keputusan yang baik. Namun kondisinya saat ini dengan Prabowo yang dlihat dari mata publik memang tidak ada keretakan atau perselisihan yang terjadi atas cuitan-cuitan yang menandai dirinya.
Membedah Prosesi Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2024 Serta Kabinet Merah Putih
Beralih pada momen pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2024-2029 (20/10/2024) menjadi momen peralihan dan berbalik dari penatnya kondisi Indonesia beberapa bulan di tahun ini, prosesi yang dilangsungkan saat itu sangat tenang dan mengharukan juga mengejutkan publik pada beberapa kata yang disampaikan oleh Prabowo. “Kita”, “harus”, “bangsa”, dan “rakyat” merupakan empat kata yang banyak disebut Prabowo yang mana kata “kita”disebutkan sebanyak 212 kali, “harus” sebanyak 47 kali, “harus”sebanyak 47 kali, “bangsa” 33 kali dan “rakyat”sebanyak 29 kali yang menduduki urutan terakhir. Tak ketinggalan kata “demokrasi”disebut sebanyak 13 kali yang mana menunjukan ciri bangsa Indonesia. Ada pun poin penting yang disampaikan mengenai bocoya anggaran, kemiskinan, pemberantasan korupsi juga kolusi serta politik luar negri Indonesia. Adapun sorotan lain pada Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran yang mana menjadi kabinet tergemuk sejak 1996. Terisi dengan 48 menteri, 56 wakil menteri dan 7 pimpinan lembaga. Sebelumnya, terjadi pada era Sukarno, Dwikora II dengan total 132 menteri dan pejabat setingkat menteri di kabinet tersebut.
Menilik Profil Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih