detik-detik berlalu senyap
langitku gelap
dalam lindap
cahaya-Mu berkeredap
di tengah asaku yang melenyap
apakah ini secercah harap?
hari-hariku di antara telunjukku
ke wajahmu kuarahkan telunjukku
ke wajahnya kuarahkan telunjukku
ke wajah kalian kuarahkan telunjukku
ke wajah mereka kuarahkan telunjukku
kamu
dia
kalian
mereka
SESAT!
KEPARAT!
BANGSAT!
aku mengumpat
aku melaknat
akulah yang benar
kalian yang kesasar
akan tetapi
di dalam sunyi
telunjuk jari
yang kudus sekali
mengarah lurus
ke wajahku nan tirus
membongkar semua pupur dan lulur
yang kupoleskan agar terlihat suci dan luhur
tersibaklah kedokku luntur
menampakkan jelaga
keburukanku segala
di dalam sunyi
telunjuk jari
yang kudus sekali
mengarah lurus
ke wajahku nan tirus
aku tersungkur
keangkuhanku lebur hancur
akulah Si SESAT
akulah Si KEPARAT
akulah Si BANGSAT
Dia tidak bersuara
Dia tidak mencela
Dia diam
hanya telunjuk jari-Nya menghunjam
menikam nuraniku dalam-dalam
menyisihkan kemunafikan yang kupendam
detik-detik berlalu senyap
langitku gelap
dalam lindap
cahaya-Mu berkeredap
menyinari keangkuhanku yang melenyap
apakah ini jadi secercah harap
agar aku dapat kembali
menjadi insan nan fitri?
dalam lindap
cahaya-Mu berkeredap
di tengah keakuanku yang melenyap