[caption id="attachment_263651" align="aligncenter" width="490" caption="Serat Wedhatama, pupuh I, bait I, Sekar Macapat Pangkur."]
Pupuh I ini ditulis dalam bentuk Sekar Macapat Pangkur. Kata Pangkur tertulis paling atas, di antara dua purwapada. Purwapada adalah aksara berstilir yang terdiri atas dua bagian. Bahasan mengenai purwapada, madyapada, dan wasanapada akan saya sampaikan di lain kesempatan.
Saya tidak menyertakan latinisasi pada gambar teks Serat Wedhatama pupuh I, bait I, di atas dengan maksud agar anda dapat mencoba sendiri membacanya. Namun demikian saya tuliskan terjemahannya secara terpisah, sehingga anda dapat mengira-ngira di mana letak suku kata aksara terjemahan latin pada teks aksara Jawa di atas dan bagaimana perubahan bunyi aksara carakan yang terjadi sesudah mendapat sandhangan dan pasangan.
Terjemahan pupuh I, bait I dalam aksara latin:
Pangkur
Mingkar-mingkur ing angkara, akarana karenan mardi siwi, sinawung resmining kidung, sinuba sinukarta, mrih kretarta pakartining ngelmu luhung, kang tumrap neng tanah Jawa, agama ageming aji.
Dapatkah anda merasakan gaya bahasa yang dipakai oleh KGPAA Mangkunegara IV dalam bait pertama di atas? Mudah-mudahan. Saya tidak akan menjelaskan panjang-lebar mengenai apa maksud atau isi bait I tersebut ke dalam bahasa Indonesia karena anda dapat mencarinya dengan mudah di internet. Memang anda akan menjumpai perbedaan antara penjelasan satu dengan yang lainnya, tergantung dari sudut pandang para penulisnya. Namun perbedaan yang ada itu tidak banyak. Intinya, isi bait I mengajak orang untuk mendidik siswa atau anak agar tidak menjadi jahat, harus menggunakan cara yang benar, indah, dan mulia.
Sampai jumpa di tulisan berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H