Mohon tunggu...
Philipus RP
Philipus RP Mohon Tunggu... -

A simple individual trying to share a life reflection. For me, life is a journey. A journey without a journal will only enrich an individual. But to share is to be beneficial for self and other.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menertawakan Diri Sendiri

6 November 2015   12:58 Diperbarui: 6 November 2015   13:27 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini, masyarakat sedang mendapatkan sebuah tayangan hiburan yang menurut saya cukup smart. Ya, tayangan pelawak tunggal alias stand up comedy academy di indosiar ini cukup menyedot perhatian pemirsa televisi. Meski tayangan serupa sudah acap tampil di beberapa stasiun tv yang lain, namun dengan kemasan yang baru, indosiar tampaknya cukup berhasil membawa acara ini menjadi lebih segar. Selingan-selingan humor oleh pembawa acara, juri ataupun mentor rasanya menjadi bumbu-bumbu sedap yang bahkan mungkin lebih "gerr" daripada lelucon para pesertanya sendiri.

Memang bukanlah hal yang mudah untuk bisa membawakan komedi secara solo. Seorang komik dituntut harus mampu memahami mana materi yang lucu atau tidak, mana yang dapat dipahami penonton dan mana yang tidak. Jika melawak dalam grup, para pelakon masih dapat saling membantu satu sama lain, lain halnya dengan aliran komedi yang satu ini. Jika apa yang disampaikan memang dirasa tidak lucu oleh penonton, tidak ada lagi cara yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan muka. Cara satu-satunya mungkin dengan segera berpindah ke topik berikutnya dengan tetap berusaha menjaga kepercayaan dirinya.

Apalagi, makin mendekati akhir, kini para kontestan dituntut mampu membuat materi baru dalam waktu yang sangat singkat. Dunia ini memang selalu menuntut hal yang baru. Materi-materi lama yang semula terasa banyolan paling lucu sekalipun, tak akan terasa lucu lagi jika terus diulang-ulang. Kreativitas tingkat tinggi menjadi hal yang mutlak untuk dapat menyelesaikan tantangan seperti itu.

Sebuah materi bermula dari keresahan seorang komik. Begitu kata seorang juri yang cukup dihormati oleh para alay di seluruh jagat raya semesta. Semakin banyak kegalauan dalam dirinya ataupun semakin nelangsa hidupnya, maka semakin lucu lah ia. Mungkin begitulah teori yang berlaku dalam dunia pelawak tunggal ini. Meski juga banyak hal lain yang bisa dijadikan bahan untuk melawak, namun sepertinya mentertawakan diri sendiri menjadi topik yang hampir selalu diangkat oleh para komik.  

Oleh karena itu, berbahagialah yang hidupnya nelangsa karena kini terbuka sebuah lahan profesi baru yang mulai digemari. Memang bukan hal yang mudah untuk bisa mengubah apa yang sebenarnya adalah kelemahan menjadi sesuatu yang menarik dan lucu untuk ditampilkan. Dibutuhkan keberanian untuk bisa menerima kelemahan yang ada pada kita dan untuk bisa membuka 'aib' sendiri lalu menjadikannya konsumsi publik. Hal yang kontradiktif memang. Sebab sejatinya tidak ada manusia yang mau hidupnya nelangsa, namun justru kenelangsaan itulah yang menjadi sumber penghidupannya. 

Memilih profesi sebagai pelawak memanglah bukan jalan yang mudah. Mereka dituntut untuk selalu lucu dalam setiap kesempatan. Mungkin tekanan ini pulalah yang tidak kuat lagi dihadapi oleh seorang pelawak kenamaan, Robin Williams. Seseorang yang begitu menarik, lucu dan bersemangat ternyata menyimpan depresi yang mendalam. Yah, semoga saja hal serupa tidak menimpa pelawak-pelawak di Indonesia.

Salam lemper.. 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun