Mohon tunggu...
Philip Manurung
Philip Manurung Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar

lahir di Medan, belajar ke Jawa, melayani Sulawesi, mendidik Sumatera; orang Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pak JK, Tolong Jangan Terima Zakir (Lagi)

16 Agustus 2019   10:31 Diperbarui: 16 Agustus 2019   10:58 3155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zakir Naik dalam sebuah ceramah. Disalin dari: tribunnews.com

Da'i kontroversial asal India, Zakir Naik, memicu kemarahan Malaysia setelah memberi komentar yang menganjurkan pengusiran etnis Cina dari negara tersebut. (Baca beritanya di sini.)

Komentar itu disampaikannya dalam sebuah acara dialog keagamaan di Kota Baru, Kelantan (8/8). Saat menjelaskan bagaimana Islam menyebar secara damai di Malaysia melalui para pedagang, tiba-tiba dia menyinggung status pendatang etnis Cina dan India.

"Kemudian Anda mendapati warga China datang, warga India datang, warga Inggris datang. Mereka adalah tamu baru kita," ujarnya. 

Ia melanjutkan, "Anda tahu, seseorang menyebut saya tamu. Jadi saya katakan, sebelum saya, warga Cina adalah tamu. Mereka tidak lahir di sini. Jika Anda ingin tamu baru untuk pergi, maka minta tamu lama untuk pulang lebih dulu."

Dalam acara yang sama, Zakir Naik juga mengatakan bahwa penduduk Hindu di Malaysia lebih memercayai pemerintah India daripada Mahathir Mohamad.

Seperti di Indonesia, SARA merupakan persoalan yang sensitif di Malaysia. Dari sekitar 33 juta penduduk di sana, 60 persennya adalah Muslim. Selebihnya didominasi etnis Cina dan India, yang beragama Hindu atau Sikh.

Kontan saja, komentar-komentar rasial tersebut mendapat respons keras dari seluruh penjuru. Tagar #ZakirNaik menduduki peringkat ketiga Twitter Malaysia pada hari Rabu (14/8) menyusul kontroversi tersebut. 

Setidaknya empat orang menteri langsung melayangkan nota keberatan kepada PM Mahathir. (Baca di sini.)

Dikutip dari situs Aljazeera, Menteri Komunikasi dan Multimedia, Gobind Singh Deo berkata, "Kami telah menegaskan posisi kami, bahwa kita harus mengambil tindakan agar Zakir Naik tidak lagi diizinkan tinggal di Malaysia." 

Ia menambahkan, "Kami telah menyerahkan kepadanya (Perdana Menteri) untuk mempertimbangkan posisi kami dan memutuskan secepat mungkin apa yang harus dilakukan untuk menangani persoalan ini."

Dengan demikian, Zakir Naik, yang telah tinggal di negara jiran itu selama tiga tahun terakhir, terancam segera angkat kaki.

Ini bukan pertama kalinya da'i yang selalu berjas itu ditolak di suatu negara.  Negara-negara Barat adalah yang pertama mengendus ketidakberesan.

Pada 2010, Zakir Naik dicekal masuk ke Inggris karena dianggap memuliakan terorisme dan mempromosikan kekerasan atas dasar agama. Kanada juga menolaknya dengan alasan yang sama. Ketika itu, Zakir menyerukan dukungan terhadap Osama bin Laden.

Namun, setelah itu gelombang penolakan juga muncul di negara-negara non-Barat. Puncaknya, Zakir buron dari negara asalnya sendiri, dan kerap diusir oleh negara-negara Muslim.

Di India, ia dianggap melanggar undang undang Indian Kanoon Pasal 153a & 153b karena "menyebarkan permusuhan atas dasar agama" dan "mengganggu harmoni sosial dan keagamaan".

Biro Intelijen India mencatat beberapa pidato Zakir Naik yang bermasalah. Ia mengklaim bahwa 80 persen penduduk India tidak akan jadi Hindu jika mereka berdakwah menggunakan pedang. Ia membenarkan bom bunuh diri dan mengklaim bahwa Kuil Emas kaum Sikh tidak sesuci Mekah.

Maka, pada 2017, otoritas hukum India, National Investigation Agency, mengeluarkan dua surat panggilan, yang tidak pernah dipenuhinya. Ia keburu minggat ke luar negeri. 

Tidak kurang akal, pemerintah membekukan Islamic Research Foundation (IRF), yayasan Zakir, yang diyakini menyalurkan dana untuk aktivitas terorisme.

Sebelum bermasalah dengan negaranya, Zakir lebih dulu membuat berang pemerintah Bangladesh. Menteri Informasi Bangladesh ketika itu, Hasanul Haq Inu, menghentikan izin siar Peace TV yang dimiliki oleh IRF. Pemerintah menganggap ceramah-ceramah yang disiarkan tidak sejalan dengan Islam, Alquran, sunnah, hadis, budaya dan konstitusi negara itu.

Bahkan, ia meyakini kanal televisi tersebut menginspirasi para remaja menjadi radikal. Penyelidikan terhadap sebuah kasus terorisme lokal pada 2016 menguatkan dugaan itu. Pelaku penyerangan terhadap 22 orang di Dhaka terinspirasi setelah menonton dakwah-dakwah Zakir Naik.

Khawatir citra yang buruk mempersulitnya mendapat negeri suaka baru, tentu saja Zakir kerap membantah tuduhan dirinya inspirator teroris. Melalui vlog-vlognya di Youtube, ia selalu menyampaikan dalih yang sama.

Entah dia mengatakan bahwa perkataannya telah dimanipulasi orang-orang yang membencinya, atau ia tidak dapat disalahkan atas kejahatan dari mereka yang mengaku terinspirasi oleh ceramahnya.

Azis Anwar Fachrudin, dalam opininya di Tirto, mengatakan bahwa Madrasah Darul Ulum Deobandi di India telah berulang kali mengeluarkan fatwa terhadap Naik. 

Fatwa itu menyebut bahwa Zakir "bukan orang yang mengikuti empat mazhab utama Sunni" (ghayru muqallidin), dan "tidak layak didengarkan" karena tak punya otoritas untuk bicara agama.

Darul Ulum mencetak para mufti, sedangkan Zakir tidak pernah mengenyam pendidikan tradisional keislaman.

Pertanyaan yang tersisa, negara mana yang akan menjadi persinggahan Zakir Naik berikutnya? 

Tahun lalu, ia sempat mampir di Indonesia. Saat itu, foto-fotonya berjabat tangan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla memenuhi situs-situs berita. Kini, setelah daftar kejahatannya semakin panjang, apakah Pak JK akan kembali membuka pintu?

Saya tidak setuju, Pak. Karena saya tidak naif.

Indonesia adalah bangsa yang ramah terhadap pendatang. Namun, tidak kepada oknum pengacau. Bila turis-turis pembuat onar di Bali kita deportasi, terlebih turis buron.

Keselamatan bangsa di atas kepentingan golongan.

Jayalah Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun