Entah dia mengatakan bahwa perkataannya telah dimanipulasi orang-orang yang membencinya, atau ia tidak dapat disalahkan atas kejahatan dari mereka yang mengaku terinspirasi oleh ceramahnya.
Azis Anwar Fachrudin, dalam opininya di Tirto, mengatakan bahwa Madrasah Darul Ulum Deobandi di India telah berulang kali mengeluarkan fatwa terhadap Naik.Â
Fatwa itu menyebut bahwa Zakir "bukan orang yang mengikuti empat mazhab utama Sunni" (ghayru muqallidin), dan "tidak layak didengarkan" karena tak punya otoritas untuk bicara agama.
Darul Ulum mencetak para mufti, sedangkan Zakir tidak pernah mengenyam pendidikan tradisional keislaman.
Pertanyaan yang tersisa, negara mana yang akan menjadi persinggahan Zakir Naik berikutnya?Â
Tahun lalu, ia sempat mampir di Indonesia. Saat itu, foto-fotonya berjabat tangan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla memenuhi situs-situs berita. Kini, setelah daftar kejahatannya semakin panjang, apakah Pak JK akan kembali membuka pintu?
Saya tidak setuju, Pak. Karena saya tidak naif.
Indonesia adalah bangsa yang ramah terhadap pendatang. Namun, tidak kepada oknum pengacau. Bila turis-turis pembuat onar di Bali kita deportasi, terlebih turis buron.
Keselamatan bangsa di atas kepentingan golongan.
Jayalah Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI